Denpasar (Metrobali.com)-

Gelontoran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang direalisasikan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Regional Offices Denpasar mencapai Rp. 146,542 Milyar, hingga akhir tahun 2015 mampu terserap dengan baik. Capaian ini rupanya melampaui target yang ditetapkan kantor pusat yaitu sebesar Rp. 116 milyar atau realisasinya mencapai 126, 33 persen. “Sejak digulirkan pertama kali KUR beberapa bulan lalu, kita dari BNI produksi terus, dan hasil capaiannya ternyata diluar perkiraan kita, realisasi capaiannya mencapai 126, 33 persen,” ujar Risang Widoyoko, Vice President, CEO Region PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Regional Offices Denpasar ketika ditemui di kantornya, Kamis (31/12).

Menurutnya, dari sisi penyaluran dana memang tidak dibatasi artinya bisa di KUR Mikro, KUR retail, ataupun KUR TKI pihaknya tidak pernah membatasi. “Jelang minggu terakhir akhir tahun 2015 ini kami memang tidak membatasi penyaluran dana KUR, silahkan terserah, entah itu disalurkan melalui KUR mikro, retail, ataupun TKI,” ucapnya.

Lantas ia menjelaskan, meskipun dari total target Rp. 3,2 trilyun itu sebenarnya Rp. 1 trilyun disediakan untuk mikro, Rp. 2 trilyun untuk KUR retail, dan yang Rp. 200 milyar untuk KUR TKI, namun katanya alokasi dana tersebut di masing masing target realisasinya tidaklah seperti itu, pasalnya pihaknya lebih banyak menyalurkannya pada pasar yang dimiliki BNI. “Realisasi penyaluran dana KUR memang tidak seperti yang telah dialokasikan, pasalnya kita lebih banyak menggunakan pasar yang kami punya,” jelasnya.

Alasan yang dikemukakan bukanlah tanpa sebab, pasalnya dalam kurun waktu tiga bulan dana tersebut sudah mesti tersalurkan, karena itu penyalurannya tidaklah dibatasi hanya pada sektor mikro, namun lebih pada pasar yang selama ini dimiliki BNI. “Kami hanya berpikir praktis saja, jika kita mau bermain Mikro seperti salah satu bank yang memang punya spesialis di bidang itu, jelas kami tidak punya “mesin”nya, karena itu kami gunakan potensi yang kami miliki selama ini,” katanya. Yang perlu diperhatikan dalam relisasinya ternyata sektor retail paling mendominasi saluran dana yaitu sebesar Rp. 145, 922 milyar dari Rp. 146, 542 milyar dana yang disalurkan hingga akhir 2015 lalu dibandingkan sektor mikro itu sendiri.

Menurut Risang mengungkapkan, alasan pihaknya tidaklah membatasi penyaluran dana KUR, yang penting bagaimana bisa tersalurkan dengan baik dalam kurun waktu yang cukup singkat ini. “Yang pasti kami tidak membatasi penyalurannya, pokoknya 126 milyar itu bisa tersalurkan dengan baik, dalam kurun waktu yang singkat ini,” tandasnya.

Risang hanya menegaskan, dengan terbatasnya waktu penyaluran bukan berarti pihaknya hanya mengejar target semata, namun BNI tetap menerapkan prinsip “kehati hatian”, hal ini dimaksudkan agar apa yang telah digelontorkan tetap pada koridornya. “Prinsip kehati hatian tetap kami kedepankan dalam menyalurkan dana itu, kami tidak ingin gegabah,” tukasnya. Program yang digulirkan pemerintah menurut Risang menjawab tiga aspek yang selama ini diusung BNI yaitu, mikro, retail, dan TKI.

Disamping itu menurut CEO yang pernah malang melintang di korporasi ini, berbicara tentang realisasi, jelas realisasinya telah malampui apa yang menjadi target hanya untuk di tahun 2015 ini lebih dari seratus persen. Iapun menjabarkan dalam mempercepat realisasi capaian, pihaknya menggunakan berbagai strategi. “Kita di BNI dalam mempercepat proses itu menggunakan strategi dengan menggarap pada apa yang dia kenali atau recomended, reputable,namun ini hanyalah merupakan entry poin, sedangkan proses selanjutnya tetap mengikuti prinsip kehati hatian,” imbuhnya.

Belajar dari capaian tahun 2015, Risang merasa optimis target yang diberikan kantor pusat akan mampu kembali tercapai. “Dari Rp.10 triliun jatah BNI, dibreakdown lagi Bali dapat jatah Rp. 480 milyar, ada kenaikan sekitar 400 persen lebih, namun belajar dari yang kemarin, optimis akan tercapai,” tandasnya.

Dari semua rencana dan strategi yang diterapkan BNI, keberhasilan capaian tentu tidak terlepas dari kerja keras seluruh karyawan, melalui tim khusus yang dibentuk sebagai langkah memuluskan program yang sangat dinanti masyarakat. Solusi pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) paling tidak mampu diberikan pada calon debitur usaha mikro, kecil yang visible namun belum bankable. “Namun yang perlu dipahami oleh masyarakat luas, bahwa dana KUR itu bukanlah dana hibah, namun ada pertanggung jawaban dan pengembaliannya melalui mekanisme yang telah diatur,” tegas Risang menutup. AW-MB