film aku kau dan kua

Fira (Nina zatulini) terkejut bukan main setelah mendengar pengakuan Lando (Eza Gionino), calon suaminya bahwa ia pernah tidur dengan sejumlah wanita, sesaat sebelum prosesi ijab kabul di pernikahan mereka.

Dibantu oleh sahabatnya Uci (Eriska Rein), Fira memutuskan untuk melarikan diri dan menghilang demi menutup telinga dari komentar serta anggapan buruk dari banyak orang bahwa ia gagal menikah.

Deon (Deva Mahenra), sahabat Fira, yang diam-diam menyimpan perasaan selama ini, tidak sengaja bertemu dengan Fira yang ia kira kabur ke luar negeri.

Ia pun mengungkapkan perasaannya yang telah ia kubur dalam-dalam selama ini atau “cidaha” (cinta dalam hati). Alih-alih merespon positif, Fira menolak untuk menjalin hubungan lebih dengan Deon.

Menurut Fira, hubungan persahabatan yang sudah bertahun-tahun itu akan pecah jika mereka berpacaran.

Ditambah, ia menganggap Deon tidak memikirkan situasi saat itu di mana Fira baru saja gagal menikah dengan Lando yang sudah ia pacari selama enam tahun.

Fira salah paham, Deon bukan meminta untuk menjadikannya pacar, melainkan ia ingin menjadikannya istri dengan cara taaruf, yakni cara untuk mengenal calon pasangan dalam Islam dengan tidak melalui proses pacaran.

Taaruf adalah hal yang asing bagi Fira, kisah terdahulunya dengan Lando ia jalani selayaknya anak muda yang berpacaran, seperti menonton film, makan bareng di cafe, jalan-jalan dan sebagainya.

Ia menganggap aneh menikah dengan seseorang tanpa harus saling suka sama suka, bertemu secara intens atau “bersentuhan” dulu.

Keraguan Fira akan taaruf tergoyahkan oleh dorongan sahabatnya Uci, yang menyarankan tidak ada salahnya mencoba.

Akhirnya, Fira pun menerima permintaan Deon untuk melakukan proses taaruf dengan mendatangi rumah Fira ditemani dua sahabatnya, Rico (Adipati Dolken) dan Pepi (Babe Cabiita).

Alih-alih berbincang santai dengan calon pasangan idaman dan orang tuanya, Deon malah menggelar presentasi yang berisi kisah hidupnya sejak kecil layaknya karyawan multilevel-marketing.

Bukannya terkesan akan presentasi Deon, tetapi Fira, orang tua dan sahabatnya justru mengantuk dibuatnya.

Perjuangan Deon untuk menyentuh hati Fira juga menginspirasi Rico untuk segera melamar kekasihnya, Aida (Bianca Liza), yang merupakan anak orang kaya.

Mona (Karina Nadila), sahabat Fira dan Uci, yang baru diputus oleh pacarnya, Jerry (Fandy Christian), juga bersemangat untuk mendapatkan calon suami yang baik dan sholeh dengan memulai untuk berhijab.

Sementara Uci yang memang sudah lama berhijab, ia memilih untuk mengejar beasiswa S2 ke Jerman sambil menunggu adanya seseorang yang mengajaknya untuk membawa ke pelaminan.

Lain lagi dengan Pepi yang masih betah menjomblo, atau kah ia yang akan mendahului sahabat-sahabatnya itu? Mengupas Fenomena Jodoh Film besutan Sutradara Monty Tiwa itu memotret fenomena jodoh dan pernikahan serta permasalahan yang umumnya sering terjadi di masyarakat, seperti gagal menikah dan ditentang oleh orang tua.

Karena itu pula, gambar-gambar yang diambil memiliki sudut pandang kamera yang tidak terlalu ekstrim, seperti terlalu “high dan low angle”.

Monty mengungkapkan salah satu tantangan dalam membuat film “mainstream” di masyarakat yang majemuk adalah menghadirkan potret kemajemukan tersebut dalam bingkai yang aman.

Menurut dia, seribu satu tantangan harus bisa dilewati dalam bertutur di media yang paling paripurna saat ini, film.

Koridor kreatif yang seharusnya bisa luas, menjadi sempit dengan beragam tafsir penonton.

Meskipun bukan film Islam, nuansa dan nilai-nilai Islam berdifusi dalam film produksi Starvision itu sesuai dengan keinginan sang penulis novel Adil yang berniat menyampaikan maknanya tanpa terlalu “dakwah”.

Salah satu yang ingin diluruskan, yakni mengenai taaruf yang telah banyak didengar oleh orang-orang, namun tidak mengetahui makna sebenarnya, contohnya anggapan membeli kucing dalam karung.

Isu unik taaruf yang ditangkap oleh Produser Chand Parwez Servia pun sampai ke telinga Penulis Skenario Cassandra Massardi yang langsung tertarik pada pandangan pertama.

Cassandra pun tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam proses penulisan skenario karena konteksnya yang sehari-hari itu.

Tidak perlu banyak “bumbu-bumbu” yang ditambahkan, penonton sudah akrab dengan adegan-adegan yang dihadirkan, kocak, romantis, ada sedihnya tetapi tidak sampai meringis.

Katakan lah film berdurasi sekitar 100 menit tidak menyajikan kisah nyata, tetapi emosi, permasalahan dan solusinya nyata.

Tidak melulu soal jodoh pernikahan, rangkaian adegan juga menyinggung fenomena yang marak pada saat ini, seperti fenomena hijab dan sosialita.

Ada satu adegan dimana memberi makna bahwa berhijab bukan untuk mengikuti tren atau mencari jodoh, tetapi diniatkan karena semata-mata ibadah dan menjadikan diri lebih baik.

Selain itu, diperlihatkan pula bahwa menikah bukan hanya soal resepsi, tetapi masih ada proses panjang yang harus dilewati dengan pasangan pilihan seumur hidup.

Bertaburnya sineas kawakan seperti Tio Pakusadewo, Ira Wibowo, Dwi sasono serta Christian Sugiono mengimbangi aktor atau aktris pendatang baru (rising stars), seperti Chika Jessica, Zahra Damariva, Sheilla Dara dan Bianca Liza.

Bertaburnya bintang dalam film itu tentu memanjakan penonton dengan perpaduan peran dan “wajah” yang lengkap.

Namun, kelengkapan pemain itu tidak menonjolkan pemeran yang paling kuat karena semua bisa dikatakan memiliki porsi adegan yang sama.

Jika dilihat dari cerita dan plotnya, tidak ada batas yang begitu tegas antara cerita film dengan sinetron atau film televisi (FTV) karena memang konteksnya yang sehari-hari.

Begitu pula dengan karakter, ada sejumlah karakter yang belum cukup kuat, yakni masih terbawa dengan karakter yang biasanya pemeran itu mainkan di “platform” lain, seperti karakter di sebuah sinetron atau situasi komedi.

Namun, pesan dalam film itu cukup tersampaikan dan memberikan warna tersendiri di tengah cerita cinta remaja yang ada saat ini.

Sesuai dengan tujuannya, bahwa film itu dibuat tidak hanya untuk memberikan hiburan, tetapi ada manfaat yang bisa dipetik.

Salah satunya, bahwa dalam mencari pasangan, terlebih dahulu menemukan diri kita sendiri.

Aku Kau dan KUA yang juga diiringi dengan musik tema dari Fatin feat Mikha The Overtunes dan Adera, “sah” tayang di bioskop mulai 11 September 2014. AN-MB