Foto: Para pembicara dan peserta  Virtual Youth Forum, Senin (7/12/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pusat Kajian ASEAN dan Internasional yang berada di bawah Pusat Studi Undiknas menggelar Virtual Youth Forum, Senin (7/12/2020) lewat Google Meet dan live streaming YouTube.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan melibatkan tim Pusat Studi Undiknas dan 2 mahasiswa Australia delegasi Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 2020 yang sedang magang online di Pusat Kajian ASEAN dan Internasional Undiknas yaitu Sharmilla Yazmeen dan Callum Fitzgerald.

Ada 330 peserta yang registrasi dalam Youth Forum ini. Peserta berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan dari Australia.

Virtual Youth Forum dihadiri Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Australia diwakili oleh Bapak Ghofar Ismail selaku Minister Counsellor, Rektor Undiknas yang diwakili oleh Kepala Pusat Studi Undiknas, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H.

Sejumlah pembicara yakni Kepala Bidang Kemitraan Luar Negeri, Abri Eko Noerjanto, President Australia Indonesia Youth Association, Australia Capital Territory, Kilau Setanggi Timur, Delegate of Indonesia for AIYEP 2015.

Lalu Gusti Ayu Made Dwi Adi Susanti, dan juga Associate Professor and Senior Fellow Australian National University, Greg Fealy. Acara dipandu moderator sekaligus Kepala Pusat Kajian ASEAN dan Internasional, Undiknas: Anak Agung Mia Intentilia, S.IP., MA.

Hasil dari Virtual Youth Forum ini adalah berupa rekomendasi tertulis yang nantinya akan disampaikan ke berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi kepemudaan di kedua negara.

Forum ini adalah forum dialog untuk berbagi pengalaman dan best practices serta sebagai forum untuk berdiskusi dengan melihat perspektif para generasi muda.

Kepala Pusat Studi Undiknas, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H, dalam sambutannya mengungkapkan sangat mengapresiasi acara ini karena Pusat Studi Undiknas telah mampu menginisiasi kegiatan Youth Forum.

Dia berpendapatan bahwa hubungan kedua negara antara Indonesia dan Australia, meliputi kerjasama di berbagai sektor mulai dari keamanan, perdagangan, ekonomi, lingkungan, dan budaya.

Para pemuda memiliki peranan penting dalam hubungan diplomasi diantaranya bisa meningkatkan hubungan yang strategis antara Indonesia dan Australia yang bisa dilakukan baik secara virtual maupun daring yang bisa menjaga kepercayaan dan menjaga citra dari masing-masing negara.

Kedua negara ini harus mampu mengembangkan dan menerapkan dengan pendekatan yang lebih strategis untuk mewujudkan peluang dan menghadapi tantangan abad 21 sehingga diharapkan mampu memberdayakan para pemuda antar dua negara dengan melibatkan langsung dan berkontribusi pemuda untuk memperkuat hubungan bilateral negara Indonesia dan Australia.

“Hubungan diplomasi ini bisa dilakukan berbagai cara antara lain diplomasi kepemudaan, diplomasi digital, diplomasi kuliner dan diplomasi fashion,” papar Tini Gorda.

Sementara itu Kepala Bidang Kemitraan Luar Negeri, Abri Eko Noerjanto menekankan pentingnya peran pemuda dalam aspek sosial budaya, ekonomi, politik, dan berbagai area diplomasi lainnya.

Peran pemuda antara lain menjadi agen perdamaian dengan menyebarkan pesan-pesan positif, agen pembangunan sosial budaya, agen untuk progress ekonomi dan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), dan agen inovasi melalui teknologi dan ekonomi digital. Kemenpora mendukung berbagai program yang dapat meningkatkan peran strategis para pemuda.

Abri Eko Noerjanto memberikan rekomendasi kepada para generasi muda untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Australiayaitu memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung program pertukaran pemuda, program kepemudaan harus lebih down to earth dan memiliki dampak nyata, serta pemuda harus bisa beradaptasi dengan pandemi COVID19.

President Australia Indonesia Youth Association, Australia Capital Territory, Kilau Setanggi Timur mengungkapkan bahwa banyak hal yang didapat dari AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program) seperti pengalaman lintas budaya dan bahasa serta pengembangan diri.

Diapun memberikan rekomendasi yaitu membuat konvensi pemuda kedepannya untuk semakin meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.

Delegasi Indonesia untuk Australia Indonesia Youth, Gusti Ayu Made Dwi Adi Susanti memaparkan bahwa Exchange Program (AIYEP) 2015 menekankan tiga aspek penting dalam program pertukaran pemuda yaitu pendidikan, pariwisata, dan sosial budaya.

Dia melihat peluang pemuda sebagai pemimpin. Pemuda bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berdiplomasi.

Associate Professor and Senior Fellow Australian National University, Greg Fealy melihat bahwa youth forum dan program pertukaran pemuda sebagai bagian penting dalam personal growth dan intellectual growth para pemuda.

Pemuda penting untuk berpikir kritis dan memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang ditemui. Melihat pentingnya hubungan Indonesia dan Australia dalam dua aspek yaitu aspek keagamaan dan aspek hubungan internasional. Ada beberapa poin perbedaan dan persamaan yang dianalisis.

“Penting bagi pemuda untuk saling memahami perbedaan budaya untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan intelektual,” tegasnya.

Dalam acara ini ada 6 pemuda berprestasi (3 dari Australia dan 3 dari Indonesia) yang terpilih sebagai perwakilan untuk menyampaikan tanggapan dan rekomendasinya dalam Virtual Youth Forum ini.

Mereka adalah:
1. Clara Listya Dewi, Duta Bahasa Nasional, 2016
2. Sharmilla Yazmeen, Delegasi Australia untuk AIYEP 2020

3. Ni Komang Ernayanti, Delegasi Indonesia untuk AIYEP 2019
4. Emi Hall, Delegasi Australia untuk AIYEP 2020

5. Iqbal Darmawan, Duta Muda ASEAN 2019
6. Callum Fitzgerald, Delegasi Australia untuk AIYEP 2020. (wid)