IWO bertatap muka dengan komisioner KPU Bali
Sejumlah pengurus dan anggota Media Online yang tergabung dalam wadah Assosiasi Media Online (AMO) Bali, berpoto bersama dengan anggota KPU Wayan Jondra, serta Sekretaris KPU Bali dan staf,  Jumat (13/10).

Denpasar (Metrobali.com)-

Bagi masyarakat Bali yang ingin ikut berkompetisi pada Pemilihan Gubernur Bali pada tahun 2018 mendatang harus menyetor jumlah dukungan E – KTP sebanyak 257.131. Hal itu ditegaskan oleh Komisioner KPU Bali I Wayan Jondra, kepada sejumlah Media Online yang tergabung dalam wadah Assosiasi Media Online ( AMO) Bali, Jumat (13/10).
Jondra mengatakan sejauh ini belum ada warga atau masyarakat Bali yang  datang ke KPU Bali menyerakan dukungan E-KTP sebagai  syarat mengikuti Pilkada Bali 2018. Padahal, kalau dilihat jadwalnya bahwa awal Nopember 2017 ini para calon perorangan harus sudah menyerahkan dukungan ke KPU Bali.
“Kalau yang berkonsultasi datang ke KPU menanyakan hal itu sudah ada yakni Dewa Suarya. Tapi sejauh ini belum ada bakal  calon perseorangan yang menyerahkan dukungan seperti syarat yang disebutkan yakni 257.131 jumlah dukungan berupa E-KTP,” tandasnya.
Selain syarat jumlah dukungan sebanyak 257.131 E-KTP, sebaran dukungan bakal calon perseorangan juga harus tersebar di lima kabupaten kota yang ada di Bali.  Sementara itu untuk calon pasangan dari partai politik, tahapanya baru akan dimulai tanggal 8 sampai 10 Januari 2018.
 Masih menurut Jondra, sejauh ini beberapa tahapan Pilkada Bali juga sudah mulai berjalan. Diakuinya, status  awas Gunung Agung turut membuat sejumlah tahapan pilkada mengalami perubahan.
Contohnya rencanya launcing pilkada Bali pada tanggal 28 Oktober 2018, yang awalnya direncanakan digelar di Art Center pada malam hari. Akhirnya diputuskan digelar di Monumen Bajra Sandi Renon, dengan cara yang sederhana, tanpa mengurangi makna dari perhelatan pilgub Bali.
“Ini salah satu keprihatinan kami  terhadap status awas gunung agung, dengan menggelar lauching secara sederhana,” bebernya.
Awalnya rencananya digelar di Art Center di malam hari akan menggunakan tata lampu yang gemerlap sehingga terkesan glamour. Begitu juga akan direncanakan mengundang banyak orang dan direncanakan akan dijamu makan malam,  diputuskan tidak jadi mendapatkan makan malam.
“Rencana yang bersifat glamour itu tidak jadi dilaksanakan, namun akhirnya dibatalkan dengan menggelar launcing di Moumen Bajra Sandi secara sederhanan pada sore hari. Para tamu undangan tidak mendapakan makan hanya disediakan snak saja. Jadi semuanya disederhanakan sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap status awas gunung agung,” pungkasnya. RED-MB