PBB, (Metrobali.com) –

Perdana Menteri Inggris David Cameron menyerukan perang internasional melawan segala bentuk ekstremisme, dalam pidato di Majelis Umum PBB.

Dia mengatakan akan meminta persetujuan parlemen untuk keterlibatan Inggris dalam serangan udara terhadap para pejuang garis keras Negara Islam (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).

Cameron mengatakan bahwa agar IS, juga dikenal sebagai ISIS dan ISIL, itu diberantas, koalisi internasional harus “memenangkan pertarungan prakarsa, bukan hanya pertempuran kekuatan militer.” “Kita perlu menangani segala bentuk ekstremisme, bukan hanya ekstremisme kekerasan,” kata Cameron menekankan, mencatat, bagaimanapun, kekuatan militer harus digunakan “untuk memburu kaum ekstrimis seperti ini.” “Itu benar bahwa Inggris sekarang harus pindah ke tahap baru aksi,” kata Cameron. “Karena itu saya mengingat Parlemen Inggris pada Jumat untuk mengamankan persetujuan untuk Inggris agar mengambil bagian dalam serangan udara internasional terhadap ISIS di Irak,” tambah Perdana Menteri Inggris.

Jika parlemen Inggris menyetujui intervensi militer, Inggris bisa bergabung dengan Amerika Serikat dan Prancis dalam memerangi gerilyawan IS di Irak pada akhir pekan ini.

Pada Selasa, Amerika Serikat melakukan sejumlah serangan udara terhadap posisi IS di Suriah, menggunakan pesawat, drone dan rudal Tomahawk.

Arab Saudi, Yordania, Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab juga dilaporkan ikut ambil bagian dalam serangan itu.

Presiden AS Barack Obama mengumumkan strategi untuk mengalahkan IS pada 10 September.

Rencananya termasuk membentuk koalisi internasional melawan IS, organisasi Sunni radikal itu.

Rencana Obama juga mencakup otorisasi serangan udara AS terhadap posisi IS di Suriah, sementara secara bersamaan terus melakukan serangan udara di Irak, yang Amerika Serikat resmi lakukan pada Agustus.

IS telah berperang melawan pemerintah Suriah sejak 2012.

Pada Juni 2014 mulai melancarkan serangan di Irak utara dan barat, kemudian menyatakan kekhalifahan Islam pada semua wilayah yang berada di bawah kendalinya dan memaksa ribuan orang, sebagian besar minoritas agama, melarikan diri.

(Ant)-