Managua, (Metrobali.com) –

Ratusan petani Nikaragua pada Selasa menggelar demonstrasi untuk melawan pembangunan jalan air senilai 50 milyar dolar AS atau sekitar Rp600 trilyun yang akan menyaingi Kanal Panama.

Para petani tersebut berunjuk rasa karena kanal tersebut akan dibangun di atas tanah pertanian tempat mereka mencari penghasilan.

“Kami tidak ingin kanal tersebut dibangun. Tidak ada orang yang berhak datang kemari dan kemudian mengambil tanah kami,” kata Ronald Enriquez, seorang petani yang turut berdemonstrasi di kota Potosi.

Mega proyek yang akan membelah Nikaragua untuk menghubungkan Laut Karibia dengan Samudra Pasifik itu rencananya akan dikerjakan oleh perusahaan asal Tiongkok, HK Nicaragua Development (HKND).

Para petani sendiri telah dua kali berdemonstrasi menentang pembangunan kanal.

Sementara itu badan pemerintah yang akan menangani proyek, Great Inter-Oceanic Canal Commission, mengatakan bahwa mereka akan memberikan uang ganti rugi yang adil kepada pemilik lahan yang akan diambil untuk dijadikan fasilitas publik.

Pembangunan jalan air sepanjang 278 kilometer itu direncanakan akan dimulai pada akhir tahun ini.

Presiden Nikaragua Daniel Ortega mengatakan bahwa proyek kanal akan menciptakan banyak tenaga kerja sehingga kemudian berdampak positif bagi pengurangan kemiskinan.

Tingkat kemiskinan di Nikaragua sendiri telah mencapai lebih dari setengah total populasi.

Namun di sisi lain, kelompok pembela lingkungan khawatir atas dampak lalu lintas kapal di sekitar Danau Cocibolca yang masuk dalam rencana jalur kanal.

Danau Cocibolca adalah pemasok air bersih terbesar di kawasan Amerika Tengah.

Sementara itu potensi pemasukan negara yang dapat diraih dari tarif tol air tersebut juga tidak sedikit. Panama yang telah memiliki kanal serupa berhasil meraup sekitar satu milyar dolar AS setiap tahunnya.

(Ant) –