saut

Pesta Puisi Tiga Kota (PPTK) adalah sebuah perayaan sastra yang digelar di tiga kota, yakni Bandung, Yogyakarta, dan Denpasar. Di Denpasar, acara ini digelar pada hari Sabtu, 7 Februari 2015, jam 19.00 Wita, di Warung Tresni, Jl. Drupadi No. 54 Renon, Denpasar, dengan menampilkan 7 penyair. Ketujuh penyair tersebut adalah Wayan Jengki Sunarta (penyairutama), Saut Situmorang (penyair tamu), dan lima penyair pendamping, yakni Muda Wijaya, Mira MM Astra, Pranita Dewi, Ayu Winastri, dan Achmad Obe Marzuki.

Menurut Putu Indrawan, Koordinator Acara PPTK di Denpasar, acara ini digelar dengan konsep kekeluargaan dan keakraban.Selain membaca puisi, Jengki sebagai penyair utama akan menyampaikan semacam kredo atau sikap dan pandangan kepenyairannya. Kemudian, penyair tamu dan para  penyair pendamping juga akan membacakan puisi penyair utama, selain puisinya masing-masing.

Saut Situmorang sebagai penyair tamu yang tampil di Denpasar adalah seorang penyair yang memiliki wawasan luas dan daya kritis yang tinggi. Selain menulis puisi dan cerpen, Saut juga banyak menulis kritik sastra yang kontroversial. Lewat jurnal kebudayaan Boemi Poetra dan media lain, Saut tak segan mengritik ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dalam dunia sastra di Indonesia.

Indrawanmenuturkan, konsep ‘penyairutama’ dalam konteks acara ini bukan dimaksudkan untuk menyepelekan kualitas dan kemampuan penyair  lainnya. Sebagai penyair, Jengki telah merintis jalan kepenyairannya sejak tahun 1990-an. Karya-karya awalnya dimuat di ruang Apresiasi Bali Post Minggu asuhan Umbu Landu Paranggi, kemudian merambah ke berbagai media massa yang terbit di Indonesia, antara lain Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Majalah Sastra Horison, Jurnal Kebudayaan Kalam, Indo Pos. Puisi-puisinya tersebar dalam lebih dari 30 buku antologi puisi bersama. Buku antologi puisi tunggalnya yang telahterbit adalah Pada Lingkar Putingmu (2005), Malam Cinta (2005), ImpianUsai (2007), dan Pekarangan Tubuhku (2010).

Sejumlah penghargaan lomba penulisan puisi tingkat nasional telah diraihnya.Dia juga kerap diundang dalam pertemuan sastra nasional. Pada 2007, Jengki dianugerahi Penghargaan Widya Pataka oleh Gubernur Bali atas dedikasinya dalam dunia kesusastraan di Bali.

“Dalam acara ini, Jengki menjadi fokus utama atau bintang panggung. Jengki sendiri sudah mempersiapkan penampilan terbaiknya,” kata Indrawan.

Indrawan mengatakan, lima penyair Bali yang mendampingi Jengki dalam acara ini juga memiliki jam terbang yang cukup tinggi dalam dunia kesusastraan. Sebutlah misalnya, MudaWijaya telah menerbitkan buku puisi “Kalimah” (2013).Pranita Dewi melahirkan buku“Pelacur Para Dewa” (2006). Sementara itu, puisi-puisi Ayu Winastri, ObeMarzuki, dan Mira Astra, tersebar di koranlokal dan nasional.

“Mereka akan menampilkanpembacaanpuisi dengan gayakhasnyamasing-masing,” ujarIndrawan.

Selainpestabacapuisi, acara PPTK di Denpasar jugadimeriahkan oleh Home Band (Onix, dkk) yang akanmemainkanlagu-lagu blues dan rock lawas. “Puisi dan musik akan bersinergimemeriahkan acara ini,” pungkasIndrawan.

Dengan konsep yang sama, Saut Situmorang menjadi penyair utama di Kota Yogyakarta dan Matdon di Kota Bandung. Mereka juga didampingi masing-masing lima penyair setempat. Acara di Bandung digelar pada tanggal 1 Februari dan di Yogyakarta pada 4 Februari.

Acara ini terselenggara berkat dukungan banyak pihak, diantaranya Komunitas Kretek (Komtek). Selain pesta baca puisi dan musik, digelar pula stand buku yang menjual buku sastra dan buku-buku terbitan Indonesia Berdikari, diantaranya “In Defense of Smokers” (2014) karya Lauren A. Colby dan diberi pengantar oleh NoeLetto.***