Sekda Badung Wayan Adi Arnawa beserta istri melaksanakan persembahyangan bersama serangkaian Hari Raya Saraswati di Pura Lingga Bhuwana, Puspem Badung, Sabtu (22/10).

Badung, (Metrobali.com)

Hari Raya Saraswati memiliki nilai yang sangat penting dan strategis sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Hari raya yang jatuh setiap Sabtu Umanis Wuku Watugunung atau setiap enam bulan (210 hari) ini dirayakan oleh umat Hindu di seluruh Bali. Pemerintah Kabupaten Badung turut merayakan Hari Raya Saraswati melalui persembahyangan bersama di Pura Lingga Bhuwana, Puspem Badung, Sabtu (22/10). Persembahyangan ini diikuti oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa beserta istri, Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra, para pejabat di lingkungan Pemkab Badung, masyarakat dan para pelajar.

Seusai melakukan persembahyangan, Sekda  Adi Arnawa mengungkapkan, Hari Raya Saraswati sebagai bentuk wujud Ida Sang Hyang Parama Kawi, terkait dengan turunnya ilmu pengetahuan ke dunia. Pentingnya perayaan Hari Suci Saraswati merupakan wujud syukur umat manusia atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati yang telah menurunkan ilmu pengetahuan sehingga umat manusia bisa melaksanakan swadharma masing-masing sesuai yang diamanatkan oleh sang pencipta. “Hari ini kami di Pemerintah Kabupaten Badung bersama seluruh jajaran, masyarakat dan anak-anak sekolah melakukan persembahyangan bersama di Pura Lingga Bhuana Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Mudah-mudahan dengan perayaan Hari Raya Saraswati ini, kita tetap diberikan kekuatan, kesehatan, dalam menghadapi cobaan-cobaan di dalam kehidupan ini, dalam hal mengelola tata kelola pemerintahan. Apalagi dalam waktu yang dekat ini, akan dilaksanakan KTT G20. Semoga kita diberikan kekuatan, agar pelaksanaan dari pada KTT G20 bisa berjalan dengan lancar,” harapnya.

Sementara itu Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra mengatakan, Hari Raya Saraswati seperti saat sekarang ini, merupakan salah satu diantara banyaknya Hari Raya maupun Hari Suci yang patut dirayakan oleh umat Hindu. Perayaan hari raya kita berpedoman terhadap dua hal yakni, pertama perayaan yang dilaksanakan berdasarkan sasih atau bulan, yang datang maupun yang jatuh pada setiap setahun sekali, pada perayaan berdasarkan pawukon yang akan datang setiap enam bulan atau tujuh bulan kalender atau 210 hari sekali. “Hari Raya Saraswati dilaksanakan 6 bulan sekali dan dirayakan melalui persembahyangan, dalam bentuk belajar, nyungkemin, memahami, menghayati yang patut dilaksanakan oleh umat Hindu setiap hari sepanjang hidup, baik itu menyebarkan ajaran kebenaran, mempraktekan ajaran kebenaran selama 24 jam. Setelah Hari Raya Saraswati, besoknya dilaksanakan dengan Hari Banyu Pinaruh. Inilah bentuk wujud bhakti kita, mohon bimbingan, perlindungan, dimana kita dalam mempraktekan ilmu pengetahuan menjadi tepat guna, “jelasnya.

Sumber : Humas Badung

Editor : Hana