kuliah umum unudKepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Provinsi Bali I Gede Jaya Suartama  mewakili Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam memberikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa Baru Universitas Udayana pada Pengenalan Kehidupan Kampus, di Gedung Widya Sabha, Jimbaran, Minggu (13/08).

Mangupura (Metrobali.com)-

Negara Kesatuan Republik Indonesia  berdiri tegak sebagai bangsa berdaulat tidak terlepas dari semangat bela negara seluruh rakyat, dimana salah satu tujuan negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum. Sejarah mencatat, bahwa membela negara tidak hanya dengan kekuatan senjata, namun dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat dengan kesadaraan melalui upaya politik dan diplomasi. Terlebih di era kekinian, salah satu kontribusi nyata dalam membela negara adalah memerangi kemiskinan dan kebodohan. Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Provinsi Bali I Gede Jaya Suartama  mewakili Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam memberikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa Baru Universitas Udayana pada Pengenalan Kehidupan Kampus, di Gedung Widya Sabha, Jimbaran, Minggu (13/08).

Lebih lanjut, Gede Jaya menyampaikan bahwa dalam upaya memerangi kemiskinan dan kebodohan di Bali, maka pemerintah harus didukung oleh semua pihak, baik oleh pelaku ekonomi (pengusaha) atau oleh masyarakat, harus bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberantas kemiskinan. Pemerintah membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai fasilitas, memberikan arahan dan bimbingan, menciptakan iklim usaha baik, dan lain-lain sesuai kewenangannya. Untuk itu sebagai wujud nyata dalam mengaplikasikan upaya tersebut, maka Pemprov Bali telah menjalankan berbagai program yang tergabung dalam program pembangunan Bali Mandara. Salah satu upaya dalam memerangi kemiskinan diwujudkan dalam program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) yang bertujuan membangkitkan sektor pertanian, program ini juga erat kaitannya dengan upaya mewujudkan Bali sebagai pulau organik. Dalam pelaksanaannya, program ini mengintegrasikan kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dalam satu kawasan pengelolaan secara terpadu dengan kelengkapan unit pengolah kompos, pengolah pakan serta instalasi bio urine dan biogas, diharapkan dengan pelaksnaaan program ini dapat meningkatkan pendapatan para petani. Selain itu, program pengentasan kemiskinan juga dilaksanakan melalui Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu), menjadi wadah bersama masyarakat Perdesaan dalam membangun diri dan lingkungannya secara mandiri dan partisipatif, yang mencakup pembangunan infrastruktur pedesaan serta pengembangan usaha ekonomi produktif di perdesaan, menjadi salah satu program inti dalam percepatan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Bali, serta beberapa program lainnya.

Disisi lain, upaya pemerintah dalam memerangi kebodohan yaitu dengan mengucurkan berbagai program di bidang pendidikan seperti pemberian beasiswa miskin bagi anak-anak yang kurang mampu, membangun sekolah SMA/SMK Bali Mandara yang dikhususkan untuk masyarakat kurang mampu, serta berbagai program lainnya. Untuk itu, dengan berbagai program tersebut diharapkan kemiskinan dan kebodohan yang ada di Bali dapat dituntaskan menuju masyarakat yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera. Gede Jaya juga berharap melalui mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus dapat menimba ilmu dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya dapat terlahir generasi muda yang cerdas, disiplin, dan bermutu.

Dalam kegiatan PKKMB Universitas Udayana yang diikuti sebanyak 5.909 mahasiswa baru tersebut, juga menerima materi kuliah umum dari Menteri Pertahanan Repubik Indonesia Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, yang menekankan bahwa kesadaraan bela negara tidak dapat diperoleh secara instan, melainkan harus didik sedari belia baik dari SD,SMP,SMA, Bangku Perkuliahan sampai pada dunia kerja.

Dihadapan para mahasiswa dan segenap civitas akademika UNUD, Menhan Ryamizard, menyampaikan empat Kebijakan Pokok Menteri Pertahanan terkait Implemetasi Program Kesadaran Bela Negara yang perlu menjadi Perhatian bersama. Pertama adalah Konsep Strategy Pertahanan Semesta; Kedua Peran Bela Negara dalam mengatasi  ancaman Terorisme dan Radikalisme serta yang ketiga terkait  Fenomena kepedulian terhadap anak jalanan dan anak terlantar, serta yang keempat adalah bagaimana kita menyiapkan generasi bangsa kedepan dengan Konsep Bela Negara. “Guna mewujudkan Pertahanan dan Ketahanan Negara yang tangguh, saya telah mendesain suatu Strategi Pertahanan Negara yang mengedepankan Nilai-Nilai luhur Kejuangan yang lahir dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yaitu perjuangan yang menerapkan konsep Pertahanan Rakyat Semesta yang didukung kekuatan TNI beserta Alutsistanya,”papar Menhan Ryamizard dalam kuliah umumnya dihadapan mahasiswa UNUD.

Strategi Pertahanan Khas Indonesia tersebut, dibangun berlandaskan kekuatan Nilai-Nilai Idealisme Hati Nurani yang didefinisikan sebagai Strategy Pertahanan “Smart Power” yaitu Strategy Pertahanan yang bersifat Defensif aktif yang merupakan penggabungan antara kekuatan Soft Power  atau Non Fisik Melalui Penanaman Kesadaran Bela Negara dan Penyiapan kekuatan Hard Power dengan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta.

Esensi dari Kesadaran Bela Negara ini pada hakikatnya dimaksudkan untuk mewujudkan  warga  negara yang  memiliki kesadaran sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi pentingnya aktualisasi nilai-nilai  luhur bela negara yaitu Cinta tanah air; Sadar berbangsa dan bernegara; Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; Rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta  Mempunyai kemampuan awal bela negara baik psikis maupun fisik. Sehingga muara akhir dari Bela Negara ini diharapkan dapat membangun karakter bangsa Indonesia yang disiplin, optimisme, taat hukum, bekerja keras untuk negara dan bangsanya, melaksanakan perintah Tuhan sesuai agamanya masing-masing, kerja sama dan kepemimpinan didalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Menhan Ryamizard, membagi bentuk ancaman fisik menjadi dua bagian. Pertama adalah Ancaman Belum Nyata, yaitu ancaman Perang Terbuka antar Negara, ancaman ini dianggap masih sangat kecil kemungkinannya terjadi.  Ancaman belum nyata ini akan menjadi nyata bila Kedaulatan Negara, Integritas Nasional dan Keselamatan Bangsa Terganggu. Kedua adalah Ancaman Nyata yaitu jenis ancaman yang sedang kita hadapi pada masa kini dan yang sewaktu-waktu dapat terjadi dimasa datang. Jenis Ancaman Nyata yang dimaksudkan disini adalah Terorisme dan Radikalisme; Separatisme dan Pemberontakan Bersenjata; Bencana alam dan Lingkungan; Pelanggaran Wilayah Perbatasan; Perompakan dan Pencurian Sumber Daya Alam; Wabah penyakit; Perang Siber dan intelijen; Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba. Dengan dilandasi oleh jiwa Pancasila yang ditanamkan dengan Konsep Kesadaran Bela Negara, maka diharapkan Generasi Penerus Bangsa ini akan Memiliki wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air yang mendalam. Negara dan bangsa ini memerlukan orang-orang yang berkualitas untuk melanjutkan cita-cita perjuangan dan mencapai tujuan nasional. Oleh karena itu diharapkan di masa depan akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa. AD-MB