Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar melakukan program revitalisasi sejumlah pasar tradisional guna memperbaiki infrastruktur dan sanitasi, sehingga masyarakat tertarik mengunjungi pasar itu, salah satunya Pasar Pohgading.

Peletakan batu pertama Pasar Desa Pakraman Pohgading, Kecamatan Denpasar Utara dilakukan Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Rabu (3/6).

Acara peletakan batu pertama di pasar tradisional tersebut dihadiri Sekda Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Denpasar Wayan Gatra serta tokoh masyarakat setempat.

Wayan Gatra mengatakan tujuan revitalisasi Pasar Desa Pakraman Pohgading adalah untuk mewujudkan kondisi pasar tradisional dengan pelayanan yang semi modern baik dari segi bangunan fisik dengan sarana dan prasarana yang modern maupun peningkatan kualitas pengelola dan pedagang agar dapat memberikan pelayanan yang baik sehingga tercipta pasar yang dapat bersaing serta aman, bersih nyaman dan representatif.

“Pasar tersebut dirancang sebagai pasar yang segar, ramah dan sehat, sehingga masyarakat berkunjung merasa nyaman,” ujarnya.

Disamping itu juga, kata dia, untuk memperluas penyerapan pedagang tradisional di desa setempat dan meningkatkan arus perputaran barang dan jasa yang berujung pada peningkatan pendapatan para pedagang, masyarakat desa serta dapat meningkatkan kapasitas ekonomi kerakyatan.

Wayan Gatra menjelaskan, jumlah dana yang direncanakan dalam kegiatan pengembangan Pasar Desa Pakraman Pohgading menjadi pasar semi modern sebesar Rp5 miliar, dengan luas tanah secara keseluruhan mencapai 7.230 meter persegi dengan kategori pasar sederhana dan tidak bertingkat melalui dana bantuan tahun 2015 dari Kementerian Perdagangan.

Sementara Bendesa (Ketua) Adat Pohgading, Nyoman Sudana mengatakan pasar tersebut terdiri dari 46 kios, 101 los, dan 38 pedagang pelataran dengan total jumlah 185 pedagang. Pasar ini awalnya dibangun sejak tahun 1999 dengan dana inpres dan swadaya masyarakat, perkembangan laba pasar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

“Peningkatan dari tahun ke tahun rata-rata sebesar empat persen per tahun, sehingga sepatutnya dilakukan revitalisasi,” ujar Sudana.

Ia mengatakan untuk laba tahun 2014 telah mencapai Rp203.508.074, namun kondisi bangunan pasar saat ini kurang representatif, topografinya tidak rata, pedagang belum tertata dan fasilitas masih kurang.

“Sehubungan dengan itu, saya mengusulkan adanya perbaikan pasar desa ini melalui dana revitalisasi pasar,” ujarnya.

Sudana mengatakan usulan tersebut mendapat respon oleh Wali Kota Denpasar, dengan terealisasinya bantuan dana perencanaan pada tahun 2013 berupa pembuatan DED sebesar Rp180 juta, berdasarkan DED tersebut diusulkan untuk mendapat pembangunan revitalisasi pasar sebesar Rp15 miliar sesuai dokumen perencanaan.

Namun, kata dia, tahun 2015 yang terealisasi sebesar Rp5 miliar sehingga diadakan perubahan prioritas pembangunan, sehingga yang dibangun sekarang hanya los dan tempat penampungan sampah sementara.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Denpasar karena telah membantu terwujudnya pembangunan revitalisasi pasar tersebut,” katanya. AN-MB