Foto: Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didampingi Ketua KPRK Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H.,saat mengkurasi produk UMKM di KPRK, Jumat (21/2/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Sebanyak 11 UMKM anggota dan binaan KPRK (Koperasi Perempuan Ramah Keluarga) siap menampilkan produk kreasi dan inovasi terbaiknya dalam pameran di Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2020 pada tanggal 15-19 April 2020 mendatang.

“Kami siap tampilkan produk premium dengan kualitas terbaik,” tegas Ketua KPRK Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., Minggu (23/2/2020).

Dengan mengusung spirit “Aku Kembali pada Baliku” Tini Gorda menegaskan KRPK akan menggali kembali potensi kearifan lokal Bali untuk menjadi produk fesyen dan kerajinan yang bernilai tinggi serta menjadi produk premium.

“Produk kami harus premium semua. Tidak boleh barang murah dan murahan. Tidak boleh produk kami ecek-ecek. Sekalian premium jadi kalau bicara branding KPRK maka bukan lagi sebagai pedagang tapi sebagai pengusaha, produsen,” kata Tini Gorda yang juga Ketua IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini.

KPRK pun akan semakin menguatkan positioning dan branding fokus membina pelaku UMKM dan startup agar bisa menghasilkan produk-produk yang kreatif dan inovatif. “Agar benar-benar KPRK jadi contoh wadahi UMKM, startup yang sudah mengarah pada produk premium,” pungkas Tini Gorda Pusat Studi Undiknas ini.

Sebelumnya pada Inacraft tahun 2019 lalu KPRK berhasil mengirimkan 8 UMKM ikut pameran yang berjalan sukses. Kini jumlah bertambah menjadi 11 UMKM dengan berbagai produk kreatif dan inovatif.

Mereka yakni Lurikoe, Kind Poleng, Maheswary Collection, Duabe, Cantikku, Kiki Gerssom, Bali Ethnic Leather Bag, AnnBbaby, Ipong Design, Senja Living, WW Bakery, Songket Dazzling dan satu produk kuliner/minuman yakni Milenial’s Es Kopi. Kesebelas UMKM ini tergabung di Luwes Gallery yang bernaung di bawah KPRK.

Kesebelas produk ini pun sudah dikurasi Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster saat kunjungan ke KPRK pada Jumat (21/2/2020) dan mereka direkomendasikan untuk ikut pameran di Inacraft 2020 ini.

Ini Masukan Ny. Putri Koster

Dalam kesempatan ini Ny. Putri Koster memberikan evaluasi dan masukan secara detail satu per satu kepada masing-masing brand UMKM di KPRK ini agar tampil semakin matang dan maksimal di ajang Inacraft nanti.

Misalnya Lurikoe agar mencari dan menggali versi Kain Bali Bebali. Kind Poleng perlu menguatkan aspek desain dan agar kuat di hitam putih serta tri datu (hitam, putih, merah). Maheswary Collection didorong untuk menggangkat bordiran Bunga Kasna.

Duabe bisa mengembangkan positioning dan branding agar fokus dan kuat pada kebaya modis ke kantor dan senteng obi yang berbeda dengan produk lain. Kiki Gerssom, perlu lebih bersemangat lagi mengangkat modern Bali Jani.

Bali Ethnic Leather Bag jangan lagi bermain di produk berbahan kulit ular tapi bisa mengembangkan tas berbahan songket bordir dan lainnya. AnnBaby, bisa membuat yang satu paket pakaian bayi dengan kemasan yang unik karena produknya sudah unik.

Ipong Design diharapkan fokus dan agar kuat di lukisan kain yang polos sehingga mampu menjadi salah satu produk premium dari Bali. Senja Living disarankan membuat  kursi bundar besar tapi bantalnya unik dengan memainkan perca-perca kain songket dan endek printing.

WW Bakery, produknya sudah bagus tapi bisa dikemas lebih unik dan klasik dengan menggunakan toples lukis agar terlihat seperti zaman klasik tapi dengan tampilan Bali Jani.

Songket Dazzling didorong segera membuat dan memperbanyak desain songket bordirnya, bukan yang printing. Terakhir produk kuliner/minuman yakni Milenial’s Es Kopi dianggap sudah mengena “banget di hati”.

Ny. Putri Koster berharap perajin Bali tidak kalah dengan kemajuan teknologi informasi (TI) yang dengan mudah mencuri ide desain/motif songket Bali.

Selain itu melalui Pergub Bali Nomor 79 Tahun 2018, perajin mampu mengedukasi masyarakat untuk menggunakan produksi lokal.

“Untuk mengangkat harga produksi kerajinan, maka harus pintar memainkan desain di selera publik, bahan dan kemasan,” imbuh Ny. Putri Koster yang juga Ketua Dewan Pembina IWAPI Bali.

Jika melaksanakan pameran industri kerajinan, jangan sampai hanya memperhitungkan jumlah penjualan, namun lebih baik utamakan transaksi (tukar kartu nama), dalam penjualan juga utamakan produk premium dan produk eksklusif. (wid)