Meriahkan HUT 226 Kota Denpasar Walikota Rai Mantra Buka UDG Penyandang Disabilitas

Denpasar (Metrobali.com)-

Utsawa Dharma Gita (UDG) yang melantunkan nyanyian nyanyian suci dari sastra agama Hindu dengan intisari menuju kebahagian lahir dan batin, tidak hanya dapat dilantunkan  oleh orang normal namun juga mampu dilakukan penyandang disabilitas. Seperti pada kegiatan lomba UDG Penyandang Disabilitas sebagai salah satu partisipasi mereka  ikut serta dalam mewujudkan Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan serta memeriahkan HUT ke 226 Kota Denpasar.

Hal ini dilaksankan dengan pelestarian, pengembangan, dan penguatan yang nantinya bermuara pada pembelajaran mental atau budipakerti menuju keharmonisan. Demikian disampaikan Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka Utsawa Dharma Gitu Penyandanag Disabilitas, Rabu (12/2) bertempat di Wantilan Taman Budaya Art centre Denpasar, yang ditandai dengan penyerahan piala bergilir Walikota Denpasar. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Made Erwin Surya Dharma Sena, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Made Mudra, Camat se-Kota Denpasar, serta Putra Putri Tuna Rungu Kota Denpasar.

Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan dijaman globalisasi saat ini budaya harus tetap maju yang didukung oleh seluruh masyarakat Kota Denpasar. Karena dalam memperkuat, melestarikan dan pengembangan budaya tidak saja menjadi tugas Pemerintah Kota Denpasar, namun seluruh masyarakat dapat ikut terlibat, termasuk para Penyandang Disabilitas yang ada di Kota Denpasar. Apalagi dalam kegiatan Hut Kota Denpasar ke 226 ini dengan tema “Bersama Masyarakat Membangun dan Peduli Denpasar”.

Hal ini dimaksudkan seluruh masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan Kota Denpasar, seperti permasalahan kebersihan, kependudukan, dan kemiskinan. Partisipasi yang telah dilakukan para Penyandang Disabilitas di Kota Denpasar dengan menggelar kegiatan UDG sebagai salah satu kegiatan budaya yang nantinya diharapkan dapat memperkuat adat dan budaya Bali dalam globalisasi saat ini. Disamping itu Rai Mantra juga mengharapkan kepada seluruh Penyandang Disabilitas untuk selalu mendidik anak-anaknya dalam pelestarian sastra agama Hindu, sehingga nantinya kemajuan jaman dapat ikut membawa kemajuan budaya yang kita miliki.

Sementara Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar Made Erwin Surya Dharma Sena mengatakan kegiatan ini rutin dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar dengan melibatkan penyandang disabilitas. Dari pelaksanaan kegiatan ini yang juga melibatkan seluruh Penyandang Disabilitas di Bali, setiap tahunnya mengalami peningkatan peserta. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan penghargaan sejak dua tahun ini yang memperebutkan piala bergilir Walikota Denpasar, serta memberikan fasilitas penginapan bagi para peserta dari luar Kota Denpasar. Kegiatan Utsawa Dharma Gita yang ke-9 ini diikuti 40 peserta, yang terdiri dari 13 peserta berpasangan, dan 27 peserta putra dan putri.

Ketua Panitia Ketut Masir mengatakan kegiatan Utsawa Dharma Gita diikuti peserta dari Kabupaten Gianyar, Tabanan, Buleleng, Denpasar, Badung, dan Bangli. Keterbatasan tidak menjadi halangan dalam melaksanakan kreativitas seperti kegiatan Utsawa Dharma Gita. Para penyandang Disabilitas di Kota Denpasar menurut Masir telah mampu bersinergi pada kegiatan budaya, seperti anak-anak tuna rungu menari, dan para penyandang tuna netra melakukan kegiatan seni tabuh. Hal ini juga telah mampu menampilkan pertunjukan yang aktraktif  layaknya orang normal. “Kami menginginkan para penyandang disabilitas walaupun kita beda organisasi, namun tetap satu misi, serta kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar yang telah memberikan bantuan dan fasilitas kepada kami dalam melakukan aktifitas dan kreativitas,” ujar Masir. PUR-MB