Ryamizard Ryacudu 1

Jakarta (Metrobali.com)-

Setelah dikukuhkan menjadi warga Kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kembali dikukuhkan sebagai warga kehormatan kapal selam dengan sebuah upacara penyematan brevet ‘Hiu Kencana’.

Pemberian Brevet itu langsung disematkan oleh Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dalam KRI Nanggala-402 di perairan Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, Selasa (9/12).

Sebelum dinyatakan sebagai warga kehormatan Hiu Kencana, Menhan RI mendapat penjelasan dari Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Hari Setyawan (lulusan AAL angkatan 43) tentang peralatan yang dimiliki antara lain alat navigasi, persenjataan dan bagaimana cara mendeteksi, mengidentifikasi dan mengunci posisi kapal lawan melalui periskop.

“Saya sangat bangga, sebagai seorang prajurit saya harus bangga menyandang kehormatan ini,” kata Menhan setelah menerima penyematan brevet ‘Hiu Kencana’.

Dengan disematkannya brevet Hiu Kencana, secara resmi warga kehormatan dari Satuan Kapal Selam (Satsel) TNI AL saat ini menjadi 139 orang pejabat.

Sebelumnya pada 5 Desember 2014 lalu, Satsel TNI AL juga mengangkat Menko Kemaritiman D. Indroyono Soesilo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menjadi warga kehormatan kapal selam, dengan melaksanakan upacara penyematan brevet ‘Hiu Kencana’ di dalam KRI Nanggala-402 yang berlayar di Perairan Selat Madura Bagi personel kapal selam, brevet ‘Hiu Kencana’ bukan saja sekedar brevet yang melekat di dada setiap personel, melainkan juga merupakan perlambang dari semangat juang, pantang menyerah, dan dedikasi untuk selalu mengabdi kepada negara dan bangsa.

Kapal selam merupakan alutsista andalan bagi sebagian besar angkatan laut negara di seluruh dunia, khususnya yang mempunyai perairan laut dan kepentingan terhadap akses dan pengendalian maritim. Kepemilikan kapal selam oleh satu negara sangat bernilai strategis yang berlaku baik pada masa perang maupun masa damai.

Kapal selam mampu menghindari deteksi serta menyerang secara senyap untuk menghancurkan armada musuh. Alutsista ini pun dapat menyusup ke garis pertahanan dan memutuskan garis perhubungan laut lawan. Pada masa damai, kehadiran kapal selam akan memberikan dampak penangkalan (deterrence effect). Hal ini menjadi elemen penting dalam memperkuat posisi tawar (bargaining position) negara di mata dunia.

KRI Nanggala-402 memiliki berat selam 1,395 ton, dengan dimensi panjang 59,5 meter x lebar 6,3 meter x tinggi 5,5 meter. Kapal selam ini menggunakan mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4.600 SHP, sehingga sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot.

Berbagai penugasan KRI Nanggala-402 diantaranya terlibat dalam latihan bersama dengan US Navy dengan nama sandi Coorperation Afloat Readiness and Training/CARAT-8/02 yang diadakan pada 27 Mei – 3 Juni 2002 di perairan Laut Jawa, dan Selat Bali.

Selain itu, dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 di Samudera Hindia, tanggal 8 April hingga 2 Mei 2004, KRI Nanggala-402 berhasil menenggelamkan eks KRI Rakata, sebuah kapal tunda samudera buatan 1942 dengan Torpedo SUT. AN-MB