WASPADALAH mata kabur bukan selalu disebabkan oleh katarak. Salah satu penyebab kebutaan juga bisa karena penyakit glaukoma yang akut. Glaukoma adalah salah satu penyebab kebutaan tertinggi setelah katarak. Penyakit ini merupakan suatu gangguan optik neuropati yang ditandai dengan penyempitan lapang pandang dan tekanan intra okular yang tinggi. Seperti halnya bila anda pernah mendengar penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) , dimana tekanan bola mata yang tinggi itu dapat terjadi pada mata anda sehingga menyebabkan kerusakan secara perlahan pada saraf mata anda. Akibatnya, penglihatan akan semakin bertambah kabur. Pada dasarnya tekanan bola mata normalnya antara 10 – 20mmHg.

Glaukoma umumnya terjadi pada orang dewasa, sebagian besar diatas 40 tahun dan wanita lebih sering daripada laki-laki. Terjadi bilateral (pada kedua mata), tetapi tidak bersamaan. Biasanya satu mata terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan mata yang satunya  setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dari semua umur dan tanpa batasan jenis kelamin. Biasanya penyakit ini timbul pada orang – orang yang mempunyai bakat glaukoma atau bisa disebabkan oleh penyakit mata lain. Penderita penyakit ini memerlukan pengawasan seumur hidup. Namun, penderita penyakit ini dapat diatasi dengan baik sebelum terjadi kerusakan pada retina dan syaraf mata. Jadi deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat menghindari kerusakan pada mata yang lebih serius.

Secara klinis sampai saat ini salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan tekanan bola mata karena ketidakseimbangan produksi dan sekresi dari Humour Akuos atau cairan jernih yang mengisi bola mata. Fungsi humor akuos adalah mempertahankan tekanan intra okular, memberikan nutrisi seperti glukosa, oxygen dan elektrolit kepada jaringan avaskular kornea dan lensa, mengangkut hasil-hasil metabolisme antar lain laktat, pyruvat, dan karbon dioksida.

Transparansi humor akuos juga membantu sebagai media refraksi dalam meneruskan sinar ke pusat penglihatan. Adapun faktor resikonya diantaranya memiliki riwayat glaukoma di dalam keluarga, tekanan bola mata yang tinggi, miopia (rabun jauh), memiliki penyakit kronis seperti diabetes (kencing manis), dan hipertensi (tekanan darah tinggi), pernah mengalami kecelakaan atau trauma atau operasi pada mata sebelumnya, menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu yang lama, serta berusia lebih dari 45 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan dapat mengenai penderita yang usianya masih relatif muda.

Penderita penyakit glaukoma serangan akut biasanya akan mengeluhkan pengelihatan kabur mendadak dan merasakan sakit pada bola mata hingga menyebar ke bagian kepala. Nyeri kepala akan terjadi lebih hebat. Melihat seperti gambaran pelangi disekitar lampu. Timbul tanda-tanda kongesti pada mata seperti, mata merah dan kelopak mata yang bengkak, pusing hingga mual dan muntah. Pada saat pemeriksaan mungkin akan didapatkan tekanan bola mata diatas 50 mmHg.

Pemeriksaan gonioskopi sangat penting dilakukan untuk dapat menegakkan diagnosis glaukoma dengan tepat. Pemeriksaan funduskopi didapatkan papil saraf optik glaucomatous yang berwarna pucat (atropi papil). Pemeriksaan lapang pandang didapatkan adanya defek lapang pandangan khas yang meluas ke bagian perifer kecuali di bagian temporal. Lapang pandangan temporal masih baik walaupun penglihatan sentralnya hilang.Bila glaukoma ini berlanjut dengan tekanan intra okular tidak terkontrol akan menyebabkan kebutaan (no light perception) pada penderita.

Glaukoma akut merupakan suatu penyakit gawat darurat mata. Pemberian medikamentosa merupakan penanganan awal sebelum dilakukan tindakan operasi. Penanganan yang cepat dan tepat sangat mempengaruhi prognosis penyakitnya. Penyakit glaukoma akut jika ditangani dengan baik dan tepat secara dini dapat menentukan penglihatan pulih kembali.

Namun, sebaliknya jika terlambat dalam penanganan ataupun berkonsultasi dan mendapatkan perawatan di pelayanan kesehatan akan menyebabkan kerusakan pada saraf optik yang sulit diperbaiki kembali. Sehingga penglihatan tidak akan dapat pulih kembali secara maksimal. Selain itu, juga sangat tergantung dari respon terhadap pengobatan yang diberikan.

Pengobatan penyakit ini tidak boleh terputus dan berlangsung seumur hidup. Tindakan pembedahan akan dilakukan apabila respon terhadap pemberian obat tidak baik atau gagal, dan pada pasien (penderita) yang tidak dapat berobat secara teratur.

Pada saat ini baik pemerintah maupun tenaga kesehatan mulai waspada pada perkembangan penyakit glaukoma ini. Skrining yang menyeluruh dan berkesinambungan telah dilaksanakan di beberapa pelayanan kesehatan. Akan tetapi rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sebagai deteksi dini penyakit ini masih dirasakan kurang. Kebanyakan penderita datang pada stadium glaukoma yang sudah lanjut dan tidak dapat ditangani dengan tindakan medikamentosa maupun pembedahan.

Bilamana anda mengalami gejala glaukoma segeralah berkonsultasi dengan dokter dan atau periksalah mata anda satu tahun sekali bila dalam keluarga ada yang menderita penyakit glaukoma. Karena upaya pencegahan akan lebih baik daripada sudah terdeteksi menderita penyakit tersebut.(*)

Oleh : dr.A.A.Ayu Diah Citradewi,S.Ked