Lurah Sangkrah: Terduga pelaku bom Solo mantan Ketua RT

Polisi membawa kantong berisi jenazah terduga Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). Jenazah pelaku bom bunuh tersebut dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk diidentifikasi. (ANTARA/Maulana Surya/P003)
 
Solo (Metrobali.com)-
Terduga pelaku bom bunuh diri di halaman Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Surakarta, Jawa Tengah, Selasa, yang diindikasikan aparat keamanan bernama Nur Rohman adalah mantan Ketua Rukun Tetangga (RT) 01/ Rukun Warga (RW) 12, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon Solo.

“Saya belum mengerti secara pasti, tetapi kalau dugaan itu benar, datanya seperti itu yang ada di kelurahan,” kata Lurah Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon Pemerintah Kota Surakarta, Singgih Bagijono, di Solo, Selasa (5/7).

Dia mengatakan terduga Nur Rohman sehari-hari berjualan bakso keliling bersepeda motor. Namun, ia terus menghilang semenjak adanya peristiwa bom di Sarinah, Jakarta, pada 14 Januari 2016, dan ditemukan bom rakitan di Sangkrah.

Dikatakannya, sebelum pergi dari Kelurahan Sangkrah, Nur Rohman yang mempunyai istri bernama Siti Aminah asal Cianjur, Jawa Barat, terlebih dahulu pamit ke warga sekaligus mengundurkan dari jabatan Ketua RT 01. Hanya saja, warga tidak mengetahui perginya ke mana.

“Saya tidak mengerti perginya Nur Rohman ke mana karena juga tidak memberi tahu, tetapi yang jelas istrinya dengan dua anaknya bernama Akhlaf Farman Fidai (5) dan Qois Ailan Fida (3) tinggal di Sangkrah,” kata Singgih.

Ketika ditanya wartawan, apakah dari pihak aparat keamanan sudah menghubungi istri terduga pelaku bom bunuh diri tersebut, Singgih mengatakan bahwa sudah dilakukan, bahkan tadi juga sudah diminta mengecek jenazah terduga Nur Rohman.

“Saya belum mengerti hasilnya benar apakah tidak itu Nur Rohman, karena saya pribadi juga belum ketemu lagi istri Nur Rohman,” katanya.

Ia mengemukakan, sikap sehari-hari Nur Rohman di Sangkrah  dulu biasa-biasa saja. Namun, dia tidak tahu lagi setelah Nur pergi karena tidak pernah kontak sekaligus tidak pernah kelihatan pulang di Sangkrah.

Singgih mengatakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dan menetramkan penduduk, maka pihaknya juga terus melakukan penerangan atau penyuluhan kepada warga.

“Di Sangkrah sekarang situasi aman dan tidak ada apa-apa. Teman-teman tahu sendiri di daerah kami,” katanya menambahkan. Sumber : Antara