Ni Kadek Diah Wartiani saat di RSUD Negara

Ni Kadek Diah Wartiani saat di RSUD Negara

Jembrana (Metrobali.com)-

Tidak saja patah kaki, bengkak hingga menyebabkan tumor dikaki kanan Ni Kadek Diah Wartiani (11), siswi kelas V SDN 1 Tuwed di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, ternyata bekas luka pukulan.

Kondisi tersebut baru diketahui setelah dilakukan rongent dan diakui Ketut Astawa, orang tua (ayah) Diah.

Sebelumnya Ketut Astawa menolak untuk mengatakan yang sebenarnya, dengan alasan ingin menjaga nama baik sekolah.

Menurutnya, Diah, anak gadisnya itu sebelumnya sekitar sebulan lalu pernah dipukul dengan sapu di sekolah oleh Putu A, teman sekelasnya. Diah kemudian dibawa ke Puskesmas untuk berobat, namun tidak dirongent.

“Saya akui saya salah. Anak saya memang sering bilang kakinya sakit, tapi saya biarkan” ujar Astawa di Sal D RSUD Negara saat menunggui anaknya, Jumat (4/12).

Menurutnya, kelalaian tersebut disebabkan dirinya sibuk bekerja, sementara Diah tinggal di rumah di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya hanya dengan neneknya. Pasalnya, ibunya pergi meninggalkan Diah untuk menikah lagi dengan pria lain.

Kejadian yang mengakibatkan kaki Diah patah terjadi pada Senin (30/12) pagi. Saat itu Diah diantar ke sekolah oleh ayahnya, namun saat berjalan di halaman sekolah tiba-tiba Diah terjatuh di selokan halaman selokah.

Melihat anaknya mengerang kesakitan, Diah kemudian dibawa ke Puskesmas Melaya, dan dirujuk ke RSUD Negara. Setelah dirongent diketahui kaki kanan Diah patah.

Lima hari dirawat di RSUD Negara dan setelah dilakukan pemeriksaan intensif, ternyata di kaki kanan Diah yang patah ditemukan pembengkakan akibat adanya tulang menusuk daging dan adanya pembekuan darah, sehingga harus dirujuk ke Sanglah.

“Kakinya yang patah maunya dioperasi disini (RSUD Negara), tapi karena ada bengkak katanya harus dirujuk ke Sanglah” terangnya.

Akan kondisi anaknya itu, Astawa mengaku hanya bisa pasrah. Untuk pengobatan anaknya Diah, dia mengaku menggunakan Jamkesmas.

Dari pihak orang tua siswa yang memukul, diakuinya telah memberikan uang, namun telah habis untuk membeli obat.

Dihubungi melalui ponselnya Sabtu (5/12) sore, Astawa mengaku sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit Sanglah.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN 1 Tuwed, Made Warga mengaku tidak tahu kalau Diah sebelumnya sempat dipukul teman sekelasnya.

“Kami tahunya kaki Diah kesenggol meja saat bermain di kelas sebulan lalu. Orang tuanya juga tidak ada bilang apa-apa” terangnya, Sabtu (5/12).

Namun demikian, pihaknya sudah berupaya maksimal, apalagi Diah dari keluarga kurang mampu dan tergolong siswa pintar.

“Tadi staf saya juga ikut mendampingi Diah ke Sanglah” ujarnya. MT-MB