Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Komisi III DPRD Bali Gusti Made Suryanta Putra mengharapkan dengan berfungsinya jalan di atas perairan (JDP) yang menghubungkan Benoa-Bandara Ngurah Rai dan Nusa Dua, Kabupaten Badung, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin sore (23/9) akan mampu mengurai kemacetan lalu lintas di Bali bagian selatan.

“Kami harapkan jalan tol di atas perairan tersebut mampu mengurai kemacetan menuju Bandara Ngurah Rai hingga Nusa Dua,” kata Suryanta Putra di Denpasar, Senin (23//9).

Ia juga mengharapkan kepada masyarakat saat berlalu lintas di jalan tersebut mengikuti rambu-rambu lalu lintas yang telah dipasng pihak PT Jasamarga Bali Tol, sehingga semua pengendara merasa nyaman dan aman.

“Ketertiban berlalu lintas di jalan bebas hambatan pertama kali di Bali ini sangat penting, hal tersebut bertujuan mengindari terjadinya kecelakaan lalu lintas,” ujar politikus asal Kabupaten Tabanan.

Ia mengatakan kesadaran berlalu lintas kepada masyarakat harus ditumbuhkan sejak dini, apalagi berlalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut.

“Patuhilah rambu-rambu lalu lintas, dengan demikian saya yakin bisa mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas,” ucapnya.

Ia juga meminta kepada pihak PT Jasamarga Bali Tol untuk memasang rambu-rambu lalu LINTAS, termasuk juga memasang kamera pengintai (CCTV) yang terhubung dengan pihak kepolisian dan instansi terkait.

“Karena jalan di atas perairan tentu rawan dengan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Selain pengawasan oleh personel petugas keamanan dari Jasamarga Bali Tol, namun perlu juga pemantauan melalui kamera pengintai,” katanya.

Begitu juga terkait penerangan lampu jalan, kata dia, pada malam hari semua lampu jalan harus menyala, bila ada yang padam agar segera diperbaiki atau diganti.

“Saya amati masih ada beberapa penerangan jalannya belum menyala sempurna, karena itu harus segera diperbaikI sebelum dilakukan pengoperasian secara permanen jalan tol itu,” kata Suryanta Putra.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim mengatakan jalan tersebut satu-satunya jalan tol di Indonesia yang sebagian besar mengambil lahan di atas laut, dengan lebar jalan 24 meter, jalan tol ini dibuat tiga lajur termasuk satu lajur khusus untuk sepeda motor.

Ia mengatakan panjang jalan tol itu mencapai sepuluh kilometer di atas laut dan sekitar dua kilometer jalan darat yang sekaligus menjadi akses Pelabuhan Benoa. AN-MB