byomantraDewa Gede Ngurah Byomantara, Ketua STP Nusa Dua
Kedonganan (Metrobali.com)-
Berpromosi wisata memiliki banyak pintu masuk, salah satunya melalui kuliner. Jika kuliner mampu dikembangkan dan dipromosikan, maka pariwisata juga ikut terangkat. Pada suatu kesempatan, Menteri Pariwisata, Arif Yahya, pernah menyatakan bahwa kuliner menjadi salah satu pintu masuk untuk mengangkat destinasi wisata.
Portofolio produk pariwisata Wonderful Indonesia menurut Menpar, ada tiga yaitu alam atau nature 35%, budaya atau culture 60%, dan buatan manusia atau man made 5%. Kuliner ada di kolom budaya yang 60%, dan kuliner memang seharusnya dikembangkan lewat bermacam kegiatan dan promosi, salah satunya atraksi kuliner yang dikemas ke dalam bentuk festival, seperti yang dilakukan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua dalam event Kedonganan Food Festival 2017 yang akan diselenggarakan tanggal 21-21 Juli di Pantai Kedonganan.
Ketua STP Nusa Dua, Dewa Gede Ngurah Byomantara disela-sela temu wartawan di kantor BPKP2K Kedonganan, Rabu (19/07) kemarin, mengungkapkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, sedang gencar-gencarnya menggalakkan wisata kuliner. Byomantara menerangkan, kuliner dan pariwisata kaitannya sangat erat karena saat ini masyarakat sudah mulai cenderung berwisata kuliner. “Turis yang datang ke suatu daerah, tidak hanya menikmati atraksi seni budaya dan keindahan alamnya, tetapi juga pasti akan mencicipi kuliner daerah yang dikunjunginya”, jelasnya. Oleh karena itu, Byomantara mengatakan kuliner sangat penting dikembangkan, sehingga antara kuliner dan pariwisata akan saling mendukung.
Kuliner tradisional Bali juga saat ini sedang menggeliat dan upaya untuk pengembangannya terus dilakukan pemerintah dan berbagai pihak. “Kuliner tradisional Bali sudah mulai dikenal masyarakat terutama wisatawan baik domestik dan mancanegara. Namun demikian, penyajian kuliner Bali harus menarik dan tak kalah pentingnya, sanitasi juga wajib diperhatikan”, ungkapnya. Di dalam pariwisata, ada.beberapa unsur pendukungna seperti wisata kuliner dan wisata belanja, wisata desa dan kota, dan wisata budaya dan sejarah. “Semua unsur itu, tidak bisa dilepaskan dan sangat terikat satu sama lain sebagai daya dukung pariwisata”, ucapnya.  RED-MB