Ponidi dan Triobo,

Ponidi dan Triobo, dua warga Desa Pengambengan, Negara, Jembrana yang sempat melihat tulang belulang manusia, Selasa (24/5).

Jembrana (Metrobali.com)-

Korban abrasi di Desa Pengambengan, Jecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, kian bertambah. Menghindari kerusakan yang lebih fatal warga memilih mengungsi ketempal yang lebih aman. Salah satunya keluarga nenek Saena.

Warga Dusun Ketapang, Desa Pengambengan ini memilih pindah ketempat yang lebih aman karena rumah yang ditempatinya hanya tinggal setengah meter dari bibir laut.

“Saya dan anak-anak sementara numpang di rumah keluarga. Kalau rumahnya sudah jadi baru pindah” ujar nenek Saena, Selasa (24/5).

Dibantu warga lainnya, anak-anak nenek Saena nampak sibuk membongkar dan memilih sisa rumahnya yang terbuat dari bambu dengan harapan bisa digunakan lagi.

Pindah rumah alias mengungsi juga dilakukan warga lainnya termasuk Ahmad Ibrahim.

Sebelum rumahnya dibongkar, ia meminta agar petugas PLN mematikan aliran listrik di rumahnya. Menurutnya, sudah ada tiga warga yang sudah pindah ketempat yang lebih aman. Ia meyakini tidak lama lagi beberapa warga lainnya juga akan memilih pindah.

Disisi lain, abrasi di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan juga menyebabkan munculnya tulang belulang manusia. Diduga tulang belulang tersebut dari jaman Jepang.

Pasalnya, menurut cerita para orang tua, dikawasan tersebut dulunya sebagai salah satu markas tentara Jepang bertugas menjaga mercusuar.

“Dari cerita orang tua dulu katanya kawasan itu pernah jadi tenpat markas Jepang” ujar Amat Dewasa, salah seorang warga setempat, Selasa (24/5).

Keterangan Amat ini dibenarkan oleh warga lainnya, dengan menunjuk bukti sisa pondasi mercusuar berbentuk seperti tong raksasa, yang saat ini terendam air laut.

Dari sejarah tersebut warga menduga, tulang belulang manusia yang muncul karena tergerus abrasi tersebut berasal dari tentara Jepang atau tawanan pada masa perang dahulu.

Samsuri, didampingi warga lainnya Ponidi dan Trioni mengatakan kerangka manusia yang dilihat warga sekitar pukul 11.45 Wita itu masih tersusun rapi dari kaki hingga kepala. Bahkan giginya masih utuh.

Karena gemburan onbak cukup besar warga tidak berani mengangkatnya. Namun saat tim dari Polres Jembrana datang kelokasi kerangka manusia tersebut hilang srhingga tidak bisa diangkat untuk diidentifikasi.

Warga menduga kerangka manusia tersebut hanyut terbawa ombak atau tertimbun reruntuhan tanah akibat abrasi. MT-MB