Pra Rapat Anggota Tahunan Koperasi Kredit Sangosay di Labuan Bajo, Sabtu, 21 Februari
Labuan Bajo (Metrobali.com) –

Angka kemiskinan di Indonesia hingga saat ini, masih sangat tinggi. Hal tersebut terjadi, salah satunya karena koperasi yang menjadi sokoguru perekonomian, justru masih dikebiri.

Demikian ditegaskan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Edward, di Labuan Bajo, Sabtu (21/2). Edward melontarkan hal ini, saat tampil sebagai narasumber dalam Pra RAT (Pra Rapa Anggota Tahunan) Koperasi Kredit Sangosay Tahun Buku 2014.

“Hingga saat ini, koperasi belum mendapat perhatian yang optimal, sehingga kemiskinan kita masih tinggi,” tandas Edward.

Menurut dia, jika koperasi dikembangkan sebagaimana gagasan Bung Hatta, maka tidak ada lagi orang miskin di Indonesia. Apalagi sesungguhnya, keberadaan koperasi merupakan amanat UUD 1945.

“Selain memiliki landasan hukum yang jelas, yakni UUD 1945, koperasi juga memiliki landasan operasional yakni koperasi sebagai sokoguru, sebagai ekonomi rakyat, sebagai demokrasi ekonomi,” papar Edward.

Di beberapa negara, kata dia, koperasi benar-benar mendapat perhatian dari pemerintah. “Mereka perangi kemiskinan dengan koperasi, dan itu sangat berhasil,” ucapnya.

Sebaliknya di Indonesia, diakuinya, peran pemerintah masih belum maksimal. Selain itu, tidak sedikit juga koperasi yang diurus oleh orang yang bukan ahli di bidangnya. “Koperasi kalau tidak diurus oleh ahlinya, tunggu waktunya saja ditutup,” ujar Edward.

Ia berharap, ke depan koperasi mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, khususnya dalam hal anggaran. “Pemerintah memiliki program yang bagus untuk pengembangan koperasi, termasuk di Manggarai Barat. Tetapi karena keterbatasan anggaran, program tersebut akhirnya hanya sebatas program,” tegasnya.

Menurut dia, dengan sokongan anggaran yang memadai dari pemerintah, paling tidak koperasi secara terus-menerus disosialisasikan. Dengan sosialisasi yang intens, maka diyakininya koperasi akan bertumbuh dengan baik.

“Kalau koperasi diarahkan secara baik, saya yakin tidak ada orang yang miskin di Indonesia. Kalau koperasi berhasil, tidak ada jurang antara yang kaya dan miskin di Indonesia. Sebab koperasi adalah juga pilar ekonomi untuk pemerataan,” pungkas Edward.

Koperasi Kredit Sangosay, didirikan pada 28 Mei 1983 dan berpusat di Ngada, Flores. Koperasi berbadan hukum Nomor 516/BH/XIV tertanggal 18 Juni 1988 itu, saat ini memiliki 26.315 anggota serta kekayaan Rp323,433 miliar per 31 Desember 2014. MSE-MB