Logo Kahmi

Denpasar, (Metrobali.com) –

Pernyataan Wakil Ketua KPK, Saut Situmoran tentang para alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang korup dan sangat jahat telah menyakiti hati banyak kalangan di anggota HMI dan alumni HMI yang tergabung dalam Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Pernyataan tersebut dinilai sangat tendensius, politis, dan membunuh karakter terhadap para aktivis mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam HMI.

Berbagai kalangan aktivis HMI mengecam keras tindakan Saut tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan Presidium Majelis Wilayah KAHMI Bali, Harry Sumarno kepada awak media, di Denpasar, Minggu (05/08/2016).
“Jadi, tanggapan dari Majelis Wilayah Kahmi Bali. Kita merujuk kepada statemen putusan dari Rakornas Kahmi tanggal 4 sampai 6 Mei kemarin di Purwakarta. Bahwa, ada semacam statement tendensius yang diucapkan Saut Siumorang. Memang persoalannya, kan mempermasalahkan kader-kader HMI yang di birokrasi maupun di legislative, itu kan merupakan oknum, tidak menjadi grand design lembaga HMI maupun Kahmi, karena itu kan merupakan personal. Jadi tidak bisa digeneralisir, alumni HMI yang sudah LK 1 itu, otomatis menjadi seorang kader atau pejabat public yang jahat dan korup, tidak seperti itu,” paparnya.

Harry begitu ia biasa disapa mengungkapkan pernyataan Wakil Ketua KPK itu membuat segenap keluarga besar HMI di Bali merasa terganggu, terlebih ucapan tersebut dilakukan oleh seorang pejabat tinggi negara. Justru, menurut Harry kader-kader HMI tersebut bertujuan menciptakan insan pengabdi, dan pencipta yang bertanggung jawab untuk kemaslahatan masyarakat yang diridhai oleh Tuhan.
“Jadi terus terang, Kahmi Bali merasa agak terganggu, bahkan mungkin akan direncanakan melalui upaya hukum atau melalui mediasi. Yang jelas kita merasa, apa yang diucapkan oleh Saut Situmorang menciderai kredibilitas HMI, semacam pelecehan organisasi. Justru Insan Cita HMI itu kan memciptakan kader HMI yang mumpuni, yang sesuai dengan tujuan HMI, yakni insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas masyarakat yang diridhai oleh Allah SWT,” jelasnya.
Pria yang juga berprofesi sebagai akuntan ini menegaskan bahwa para alumni HMI telah banyak berkontribusi di level eksekutif maupun legislative secara baik dan tidak korup. Bahkan, menurutnya pernyataan Saut itu merupakan bagian dari proses pendelegitimasian HMI sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia.
“Padahal kita ketahui sendiri, secara nasional dan regional HMI memiliki kontribusi baik di eksekutif maupun legislative, dan banyak juga alumni-alumni yang menjadi pejabat-pejabat public yang baik, tidak korup. Kalau memang ada yang korup, itu ya cuma beberapa, tidak didesign. Karena apa yang dilakukan Saut telah mendeligitimasi daripada HMI. HMI dan Kahmi ini untuk diketahui juga sebagai bagian dari sejarah yang ikut membentuk dan menjaga NKRI ini. Bahkan, Jenderal Sudirman pun pernah mengatakan bahwa HMI itu adalah Harapan Masyarakat Indonesia. Jadi tidak serta merta HMI dapat diruntuhkan oleh ucapan yang tidak elok seperti itu,” tuturnya.
Ketika disinggung apa mengenai langkah apa yang akan dilakukan oleh pihaknya terkait dengan pernyataan Saut tersebut. Harry menjelaskan, pihaknya meminta agar Saut menarik ucapannya dan menyampaikan permohonan maaf berturut-turut selama lima hari di media. Namun, ia menambahkan, apabila tidak terdapat tanggapan dari Saut. Maka pihaknya akan melakukan somasi terhadap Wakil Ketua KPK tersebut ke Polda Bali.
“Harapannya, ya sesuai dengan rekomendasi Rakornas, Saut menyampaikan permohonan maaf lima hari berturut-turut di media massa, tapi ya kalau masalah penuntutan hukum ya kita lihat nanti lah. Kalau tidak ada tanggapan dari Saut sendiri, kita mengikuti gerakan dari Kahmi nasional. Kalau, nasional sudah melakukan upaya hukum. Maka kami akan juga melaporkannya ke Polda Bali, sesuai dengan instruksi Kahmi nasional, dimana setiap Majelis Wilayah dan Majelis Daerah melaporkan dan mensomasi di masing-masing tingkatan hukum sendiri, pungkasnya. JAK-MB