Doha, (Metrobali.com) –

Inggris Kamis menyatakan tengah menyelidiki kabar mengenai hilangnya dua warga di Qatar saat melakukan penelitian mengenai kondisi pekerja migran dalam proyek pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022.

“Kami mengetahui adanya laporan mengenai ditangkapnya dua warga negara Inggris di Qatar dan kami tengah menyelidikinya,” kata juru bicara kedutaan Inggris di Doha kepada AFP.

Sebelumnya pada Rabu, organisasi Global Network for Rights and Development (GNRD) menyatakan bahwa dua orang pegawainya yang berkewarga-negaraan Inggris–Krishna Upadhyaya dan Ghimire Gundev–mendadak hilang di ibu kota Qatar.

Sebelum hilang, mereka berdua sempat mengaku diikuti oleh seorang polisi.

Upadhyaya dan Gundev berada di Qatar untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan janji pemerintah setempat dalam hal reformasi tenaga kerja terkait persiapan Piala Dunia 2022.

Upadhyaya sempat mengirimkan pesan singkat kepada atasannya bahwa mereka berdua telah “dilecehkan dan diikuti oleh kepolisian Qatar,” demikian keterangan dari GNRD.

GNRD meminta “pemerintah Qatar untuk segera mengungkap keberadaan dan situasi terkini” Upadhyaya dan Gundev–yang merupakan peneliti dan fotografer.

“GNRD siap untuk mengambil semua langkah hukum yang diperlukan jika pegawainya dilukai secara fisik maupun psikologis,” tulis GNRD dalam siaran pers.

Kelompok pembela hak asasi manusia lain, Amnesti Internasional, juga menyuarakan keprihatinan atas hilangnya Upadhyaya dan Gundev. Menurut Amnesti Internasional, dua orang itu tidak diketahui keberadaannya setelah keluar dari sebuat hotel di Doha pada Ahad.

Hilangnya dua orang itu “sangat mengkhawatirkan dan pola yang muncul mengindikasikan bahwa mereka mungkin telah ditahan terkait perjuangan mereka membela hak asasi manusia,” kata Said Boumedouha dari Amnesti Internasional.

“Pemerintah Qatar harus segera mengungkap nasib dan keberadaan mereka untuk menyingkirkan kekhawatiran bahwa dua orang tersebut telah di siksa,” kata Bournedouha.

Amensti Internasional menyatakan telah menulis surat terhadap pemerintah setempat untuk menyelidiki peristiwa tersebut.

Pada awal tahun ini, Qatar berjanji akan memperbaiki keamanan, penginapan, gaji, dan kondisi bagi para pekerja yang menyiapkan infrastruktur Piala Dunia 2022.

Janji tersebut disampaikan menyusul tekanan dari kelompok pembela hak asasi manusia agar badan sepakbola dunia FIFA mempertimbangkan ulang posisi Qatar sebagai tuan rumah.

(Ant) –