Manchester, Inggris, 24/9 (Metrobali.com) –

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron akan mengumumkan pada pekan ini bahwa Inggris siap bergabung dengan serangan udara terhadap kelompok bersenjata Negara Islam (IS) di Irak, menurut sumber di pemerintahan, Selasa.

Namun ia menambahkan bahwa keputusan itu masih membutuhkan persetujuan parlemen.

Cameron dijadwalkan menegaskan posisi Inggris dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu malam. Pada pidatonya itu ia akan menyeru seluruh dunia bersatu melawan militan IS yang dikhawatirkannya juga berencana menyerang Inggris.

Keputusan untuk menyerang Irak akan dilakukan berdasarkan permintaan Baghdad. Cameron dijadwalkan untuk bertemu dengan PM Irak Haider Al-Abadi, Rabu, dan sumber di kantor Cameron memperkirakan dia akan meminta serangan udara Inggris pada IS dalam pertemuan itu.

Menurut seorang sumber yang memahami permasalahan itu, Cameron belum memutuskan keterlibatan Inggris dalam serangan melawan IS di Suriah karena terbentur masalah hukum.

Sumber itu melanjutkan, setiap pengumuman terkait Irak akan berupa informasi untuk ikut bergabung dalam serangan udara dan bukan aksi segera.

Cameron menilai bahwa perang melawan IS tidak bisa dihindari.

“Orang-orang ini ingin membunuh kami. Mereka menjadikan kami sasaran dan karena itu kami harus membentuk koalisi untuk menghancurkan organisasi jahat ini,” kata Cameron kepada NBC News, Selasa.

Sebelumnya, kantor PM Inggris itu menyampaikan bahwa Cameron mendukung serangan AS dan sekutunya ke target-target IS di Suriah.

Dia juga mendukung serangan serupa yang dilakukan AS di Irak.

“PM Cameron akan mengadakan dialog di Markas Besar PBB di New York pada dua hari ke depan untuk menjelaskan apa yang bisa Inggris dan negara lain lakukan untuk berkontribusi dalam upaya internasional untuk menangkal IS,” menurut pernyataan kantornya.

Pernyataan itu menyampaikan bahwa Inggris telah menawarkan bantuan militer signifikan, termasuk memasok senjata ke suku Kurdi serta operasi pengawasan oleh skuadron Tornado dan pesawat RAF lainnya.

Sepuluh tahun yang lalu, Inggris secara cepat bergabung dengan militer AS untuk berperang di Irak dan Afghanistan. Tetapi setahun yang lalu masyarakat dan parlemen Inggris menolak untuk ikut dalam serangan ke Suriah yang membuat Cameron lebih hati-hati mengambil keputusan.

Cameron juga lebih memprioritaskan referendum kemerdekaan Skotlandia yang digelar Kamis lalu dibandingkan serangan tersebut.

Untuk melakukan pemungutan suara atas keputusan serangan udara itu, Cameron harus memanggil parlemen yang sedang reses. Hal ini bisa dilakukan paling cepat Jumat (26/9) setelah Cameron mendiskusikan masalah ini dengan kabinetnya atau mungkin dilakukan pekan depan.

Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengungkapkan kepada majalah Spectator bahwa ia berharap parlemen menyetujui serangan udara tersebut.

“Semoga parlemen memiliki keberanian yang telah ditunjukkan oleh pasukan militer kita, dan akan memiliki kekuatan mental untuk menjawab tantangan ini, namun kita lihat saja nanti,” ujar Fallon.

Politisi oposisi dari Partai Buruh, yang tahun lalu menolak serangan ke Suriah, menyiratkan bahwa mereka akan mendukung Cameron kali ini.

“Jika Cameron mendatangi Partai Buruh dan ada rencana yang jelas, saya kira dia bisa mendapatkan apa yang menjadi keinginannya,” tutur anggota parlemen senior Partai Buruh Jack Straw pada Selasa (16/9).

Straw lalu mengatakan pada radio BBC bahwa, secara hukum, sepanjang ada permintaan maka tidak ada masalah hukum.

Senada dengan Straw, Juru Bicara Luar Negeri Partai Buruh Douglas Alexander mengatakan bahwa partainya mendukung serangan yang dilakukan oleh AS dan Arab. Tetapi sumber Partai Buruh lain mengatakan dukungan penuh baru akan didapatkan setelah mereka melihat langsung dokumen resolusi itu.

“PM Cameron dan Presiden AS Barack Obama dijadwalkan hadir di Markas PBB pekan ini, jadi kami mendesak agar resolusi (terkait aksi militer) tersebut dibawa ke sidang Dewan Keamanan PBB,” ujar Alexander.

Beberapa bulan yang lalu, Pemerintah Inggris tidak mempertimbangkan serangan udara. Namun pemenggalan kepala pekerja kemanusiaan Inggris oleh milisi IS telah menggarisbawahi bahaya kelompok itu pada keamanan domestik Inggris.

(Ant) –