Indroyono Soesilo 1

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengakui anggaran yang dialokasikan untuk kementeriannya memang minim.

Namun, ia mengaku tak mau menghubungkan kinerja kementerian dengan anggaran yang diberikan.

“(Memang) minim, tapi kami tidak mau ada kaitan anggaran dan kerja,” kata Menko Indroyono seusai pelantikan empat pejabat eselon I di Gedung BPPT II Jakarta, Senin sore (4/5).

Ia mengatakan anggaran yang dialokasikan untuk kementeriannya mencapai Rp200 miliar untuk 2015. Anggaran tersebut terbagi menjadi Rp75 miliar pada Januari-April dan Rp125 miliar untuk Mei-Desember.

Kendati nilainya minim untuk kementerian koordinator yang membawahi empat kementerian, Menko Indroyono yakin pihaknya tetap mampu melakukan semua program yang dicanangkan termasuk menyelesaikan batas laut 10 negara tetangga, menggerakan banyak kapal, membereskan pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW serta revitalisasi galangan kapal.”Kalau itu semua bisa dilakukan kan akan jadi efisiensi,” katanya.

Menurut dia, selama enam bulan penugasan Kemenko Bidang Kemaritiman di tengah segala keterbatasan, pihaknya telah berhasil menelurkan empat fokus program. Keempat fokus program tersebut yakni kedaulatan maritim, memanfaatkan lestarinya alam serta sumber dayanya, pembangunan infrastruktur untuk menjadikan tol laut, dan masa depan menjadikan Indonesia bahari.

“Alhamdulillah kami bisa ‘survive’, karena sewaktu kami ditugaskan, kami tidak boleh menggunakan gedung baru, mengangkat staf baru dan harus cari uang sendiri,” katanya.

Sekretaris Menko Bidang Kemaritiman Asep D. Muhammad, dalam kesempatan yang sama, mengatakan pihaknya masih akan berkantor di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) I, Jakarta.

Menurut dia, kewajiban untuk menyiapkan kantor kementerian ada di tangan Sekretariat Negara, yang menawarkan Gedung Kemenko Bidang Perekonomian.

“Namun, ternyata masih dipakai oleh mereka (Kemenko Bidang Perekonomian). Tapi alhamdulillah, ada kebaikan Kemenristek dan Pendidikan Tinggi serta BPPT menawarkan lantai kosong di sini, saya rasa, cukup ‘enjoy’ (menyenangkan) di sini,” katanya.
Asep mengatakan pihaknya akan berkantor di lantai 2, 3, 4, 5, 6 dan 15 di Gedung BPPT I, Jakarta, mengingat fasilitas di lokasi tersebut dinilai sudah mencukupi. “Mungkin ke depan, kalau kami membutuhkan kantor yang lebih baik, fasilitas yang lebih baik, kami akan coba (cari kantor baru). Saat ini sudah cukup memadai dengan kantor ini,” ujarnya. AN-MB