Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali, Komang Gede Subudi.

Denpasar (Metrobali.com)-

Upaya pelestarian lingkungan Bali yang dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster sebagai salah satu implementasi visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali tampak nyata dengan lestarinya hutan mangrove di kawasan taman hutan raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar.

Bahkan yang sangat membanggakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menginginkan model rehabilitasi mangrove yang diterapkan di Tahura ini direplikasi di provinsi lain di tanah air.

Bahkan kepala negara usai meninjau Tahura, Jumat (08/10/2021) secara khusus mengungkapkan bahwa hutan mangrove di Bali ini direncanakan akan menjadi salah satu tempat (venue) yang akan ditampilkan kepada para pemimpin negara G20 tahun depan.

Pernyataan Presiden Jokowi tersebut yang menjadi bukti juga kesuksesan Gubernur Koster menjaga kawasan mangrove Bali mendapatkan respon positif dan apresiasi para LSM dan pemerhati lingkungan.

“Atensi Bapak Presiden terhadap lestarinya hutan raya mangrove Bali akan dijadikan model dan dikopi ditempat lain menjadi harapan BIPPLH dan rakyat Bali secara luas sejalan dengan visi Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali bahwa pembangunan dengan alasan apapun tidak boleh merusak hutan mangrove,” kata Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali, Komang Gede Subudi, Kamis (14/10/2021).

BIPPLH juga mengapresiasi komitmen dan perhatian Presiden Jokowi mendukung upaya pelestarian lingkungan Bali yang dilakukan Gubernur Koster sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Kami sebagai pemerhati dan aktivis lingkungan sangat hormat dengan apa yang dilakukan Bapak Presiden. Sesuai instruksi Bapak Presiden, mangrove ini harus dijaga. Kalau ada yang botak dan mati harus ditanam kembali. Apalagi dalam pertemuan G20 tahun depan, mangrove di Tahura akan ditampilkan sebagai salah satu venue kunjungan pemimpin dunia. Jadi Bali akan ditampilkan sebagai etalase peradaban hijau masa depan,” papar Subudi.

Subudi mengungkapkan hutan mangrove yang tersebar di seluruh Pulau Bali adalah juga sebagai paru-paru Pulau Dewata juga menjadikan etalase peradaban hijau Pulau Bali yang mengarah menjadi go clean dan go green. “Pak Gubernur Bali sudah mampu menjaga dan melestarikan hutan mangrove sebagai etalase peradaban hijau Pulau Bali masa depan. Karena itu kami di BIPPLH juga sangat konsern dengan visi Pak Gubernur yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Kalau visi ini kita terapkan dengan benar lingkungan akan terjaga dan peradaban hijau Bali akan dikagumi dunia,” ujar Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin Bali Bidang Lingkungan Hidup ini.

Di sisi lain Subudi menegaskan akan terus mengawal dan mengawasi berbagai proyek pembanguan di Bali yang bersinggungan dengan kawasan hutan mangrove dan yang berpotensi merusak hutan mangrove seperti halnya proyek pengembangan Pelabuhan Benoa, Denpasar di bawah Pelindo III.

Pihahknya di BIPPLH mengaku akan terus berkomunikasi dengan pejabat terkait di Pelindo Benoa untuk memastikan pembangunan yang dilakukan tidak merusak mangrove dengan alasan apapun. “Kami akan berkomunikasi dengan pejabat baru di Pelindo III dan Benoa hingga Pimpronya agar bersama-sama menjaga komitmen yang telah disepakati Pelindo III dengan Pak Gubernur dalam hal pembangunan di Pelabuhan Benoa,” ujar Subudi yang juga penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali.

BIPPLH juga mengingatkan Pelindo jangan main-main dalam proyek pengembangan Pelabuhan Benoa, jangan sampai ada pengingkaran terhadap kesepakatan bersama dengan Gubernur Bali sehingga berpotensi megaproyek ini dihentikan.

“Kita masyarakat Bali tidak ingin proyek ini dihentikan lagi akibat Pelindo tidak pegang komitmen. Kalau proyek Pelindo ini dihentikan lagi oleh Pak Gubernur karena Pelindo melanggar komitmen, kami sebagai masyarakat Bali tentu akan mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang diambil Pemprov Bali,” tegas Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata.

BIPPLH juga berharap pengembangan Pelabuhan Benoa memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat Bali untuk ikut berkontribusi hingga mendapatkan kesempatan berusaha di Pelabuhan Benoa.

“Berikan kesempatan kepada masyarakat Bali untuk berkontribusi disana, pengusahanya, UMKM, masyarakat yang mau bekerja. Itu kaitannya mensejahterakan masyarakat Bali sesuai arah perjuangan Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” harap Subudi yang juga merupakan CEO Pasifik Group-Bali, NTT, NTB (perusahaan yang sangat konsern pada investasi berbasis pelestarian lingkungan). (wid)