Buleleng (Metrobali.com)-

 

Hasil tes psikologi atlet yang akan memperkuat Buleleng pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) November mendatang akhirnya di diseminasi, Rabu (19/10) petang kemarin. Dari total 471 orang atlet dari 43 cabang olahraga yang mengikuti tes, sebagian besar dinyatakan siap berlaga secara mental.

 

Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja ditemui di sela-sela diseminasi hasil tes psikologi di gedung Pascasarjana Undiksha mengatakan, tes dilakukan untuk mengukur kematangan atlet untuk berlaga di Porprov nanti. Hasil tes psikologi ini pun akan dijadikan pedomanpaltih untuk melakukan pendampingan dan pembinaan di bidang yang masih dinilai kurang.

 

“Dari hasil ini akan terlihat kematangan atlet yang mana yang sudah sangat siap dan yang masih perlu pendampingan. Pelatih dari hasil tes ini bisa mengambil sikap menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri. Selain juga melatih atletnya keluar dari tekanan mental sehingga nanti bisa bertanding sempurna,” ucap Wiratmaja.

 

Tes kesiapan mental yang baru pertama kali dilakukan KONI Buleleng akan dilakukan berkelanjutan kedepannya. Termasuk pembinaan atlet-atlet yang betul-betul memerlukan pendampingan. “Ini salah satu langkah terobosan, Tahun 2024 jika saya masih dipercaya jadi Ketua Koni kebijakan ini akan berlanjut,” tegas dia.

 

Secara teknis Ketua Bidang Sport Science KONI Buleleng Dr Ketut Iwan Swadesi menjelaskan dari hasil tes psikologi yang dilangsungkan akhir September lalu, hasilnya sudah sangat bagus. Dari total 471 orang atlet yang mengikuti tes, sebanyak 335 orang dinyatakan sudah siap mental berlaga di Porprov. Sisanya hanya 136 orang yang masih memerlukan dorongan dan pengembangan mental.

 

Menurutnya yang terpenting saat ini, setelah membawa hasil tes masing-masing pelatih memiliki kemampuan dan pemahaman untuk membina atletnya menjadi lebih baik. Hasil tes ini diharapkan dapat memberikan panduan pelatih untuk memahami mental atletnya.

 

“Ini penting untuk menentukan strategi bertanding, taktik berlomba. Pengendalian tekanan bertanding sangat berat apalagi sudah di final, atlet memerlukan kondisi fisik dan mental yang bagus untuk mencapai prestasi pamuncak,” imbuh Iwan yang juga dosen Undiksha ini.

 

Dari sisa waktu yang dimiliki, dari data hasil tes yang dipegang masing-masing pelatih, disarankan untuk melakukan pendampingan secara personal dan humanis. Hal yang menjadi kekurangan dapat didorong saat berlatih.

 

Sementara itu pelatih dari Pengkab Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Buleleng I Nyoman Gantiyasa mengapresiasi inovasi KONI Buleleng dengan melaksanakan tes psikologi bagi atlet. Menurutnya tes psikologi ini sangat penting untuk mengukur kemampuan mental atlet. Hasil tes menurutnya akan menjadi penentu dalam raihan prestasi atlet.

 

“Tentu ini akan sangat berpengaruh untuk prestasi atlet, sebagai tolak ukur. Kami pelatih jadi punya gambaran apa-apa yang kurang dan perlu dibenahi. Harapan kami ini bisa berkesinambungan dan dilakukan lebih awal sehingga ada lebih banyak waktu untuk evaluasi dan pendampingan,” jelas Gantiyasa.