Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam upaya meningkatkan kualitas guru, pemerintah sejatinya telah menerbitkan media pendidikan berupa jurnal ilmiah bertitel Bijak. Bertujuan untuk memublikasikan hasil penelitian para guru di Bali. Awalnya, penerbitan media ini memang sempat berjalan lancar. Namun, setelah sekian lama akhirnya terpaksa vakum. Bahkan, kini sudah vakum selama hampir empat tahun. Kenapa ? Karena para guru malas melakukan penelitian, sehingga kesulitan materi yang akan dipublikasikan.

Kepala Disdikpora Bali AAN Gde Sujaya mengakui rendahnya minat para guru melakukan penelitian menyebabkan media Bijak terpaksa vakum atau tidak terbit lagi. Namun, ke depan media ini sepertinya perlu dihidupkan kembali, karena sangat strategis sebagai langkah awal menentukan kredit poin para guru untuk mengikuti proses sertifikasi. Diakuinya, rendahnya budaya meneliti di kalangan guru selama ini mengakibatkan penguasaan materi terhadap info pendidikan terkini menjadi sangat terbatas. Terlebih lagi, proses kaderisasi guru peneliti untuk menggantikan guru senior masih stagnan. Karena itu pula anggaran untuk penertiban media Bijak tidak dialokasikan.

Diakuinya, dengan adanya program sertifikasi guru yang mensyaratkan para guru wajib menguasai penelitian tindakan kelas, pihaknya pun berencana untuk menerbitkan kembali media Bijak. Sebagai upaya menggugah kegairahan para guru untuk melakukan penelitian demi peningkatan mutu pendidikan dalam mencetak generasi emas bangsa yang berkualitas dan unggul. “Dengan terbitnya media Bijak ini, budaya meneliti di kalangan guru dapat ditingkatkan,” harapnya. IJA-MB