PBB, New York, (Metrobali.com) –

Dewan Keamanan (DK) PBB, Selasa (15/4), mengutuk “dengan sekeras-kerasnya” serangan terhadap rombongan diplomatik Jordania di Tripoli, Ibu Kota Libya, sehigga mengakibatkan diculiknya duta besar Jordania dan cederanya pegemudinya.

“Anggota Dewan Keamanan menyampaikan keprihatinan mereka yang mendalam mengenai serangan ini dan menyerukan pembebasan segera duta besar Jordania,” demikian isi pernyataan yang dikeluarkan kepada pers di Markas PBB, New York, oleh badan 15 anggota tersebut.

Beberapa pria tak dinekal yang bertopeng dan bersenjata dengan mengendarai dua mobil melepaskan tembakan ke arah kendaraan Duta besar Fawaz Al-Etan di bagian tengah Tripoli di dekat Kedutaan Besar Jordania pada Selasa pagi. Mereka melukai pengemudi duta besar tersebut sebelum memawab Al-Etan ke satu tempat yang tak diketahui, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Libya.

Identitas pria bersenjata itu belum diketahui dan juga siapa yang berada di belakang penculikan tersebut. Beberapa sumber mengatakan kementerian itu belum menerima tuntutan apa pun dari para penculik, demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Di dalam pernyataan pers itu, Dewan Keamanan kembali mengkonfirmasi bahwa “tindakan semacam itu tak bisa dibenarkan apa pun alasannya, di mana pun dilakukannya dan siapa pun pelakunya”. DK menggaris-bawahi perlunya untuk menyeret para pelaku tindakan tersebut ke pengadilan.

Dewan Keamanan menyeru Pemerintah Libya agar melindungi personel dan harta konsulat dan diplomatik, sepenuhnya menghormati kewajiban internasional mereka mengenai itu, dan mengupayakan pembebasan aman duta besar tersebut.

Sementara itu, Dewan Keamanan kembali menegaskan komitmen tahan lama masyarakat internasional untuk mendukung peralihan Libya menuju demokrasi yang damai dan makmur.

Libya telah dirungdung penculikan dan perampokan sejak kejatuhan mantan pemimpin Muammar Gaddafi, dan pemerintah sementara belum menetapkan kendali efektif di seluruh negara Afrika Utara tersebut.

Para pejabat asing telah menjadi “sasaran empuk” bagi penjahat di Libya. Lima diplomat Mesir, seorang diplomat Tunisia dan seorang pejabat perdagangan Korea Selatan telah diculik di negeri itu sejak awal tahun ini.

(Ant) –