1 (1)
Buleleng (Metrobali.com)-
Kabupaten Buleleng yang memiliki geografi nyegara gunung rentan terhadap bencana alam berupa tanah longsor, banjir, abrasi, angin puting beliung dan gelombang pasang. Seperti yang terjadi di wilayah Buleleng Barat pada Sabtu (23/1) sore lalu, hujan lebat yang diiringi angin kencang mengakibatkan banjir dan malahan banjir bandang serta tanah longsor. Sebanyak lima desa di Kecamatan Seririt dan Kecamatan Gerokgak yang menjadi korban akibat peristiwa tersebut, diantaranya untuk Kecamatan Seririt terjadi banjir di Kelurahan Seririt dan Desa Lokapaksa. Selanjutnya untuk di Kecamatan Gerokgak, terjadi di Desa Musi, Desa Penyabangan serta Desa Banyupoh.
Untuk di Kecamatan Seririt, yakni di Kampung Madura, Kelurahan Seririt, banjir telah merendam rumah penduduk sejak dua hari yang lalu. Hal ini terjadi akibat dari letak rumah warga lebih rendah dari jalan raya Seririt-Gilimanuk,”Kampung Madura ini sudah langganan banjir yang mengakibatkan rumah penduduk terendam air” terang Camat Seririt.
Yang lebih ekstrem terjadi di Desa Lokapaksa, banjir bandang menghantam  jembatan sehingga menjadi jebol. Sedangkan untuk di Kecamatan Gerokgak yaitu di Desa Musi, sejumlah rumah menjadi rusak dilanda banjir bandang. Yang lebih tragis lagi, terdapat satu rumah kondisinya hampir rata dengan tanah. Banjir bandang sungguh membuat warga sengsara, setidaknya di Desa Musi ini, puluhan KK melakukan pengungsian dan membuat tenda darurat. Bergeser dari Desa Musi ke Desa Penyabangan. Di Desa Penyabangan ini, selain dihantam banjir bandang juga terjadi tanah longsor yang mengakibatkan ratusan KK melakukan pengungsian dengan membuat tenda darurat. Sejumlah ternak peliharaan petanipun ikut menjadi korban dalam musibah bencana alam ini. Yang lebih miris lagi, bencana alam banjir bandang Desa Banyupoh. Selain merendam rumah warga, sejumlah pelinggih di Pura Taman Belatungan hilang diterjang air. Uniknya, dari sekian pelinggih yang hilang, untuk patung Ganesha dan pelinggih Padmasana tetap kokoh dan tak tergoyahkan.  
Setelah dilakukan pendataan, untuk data sementara di Desa Musi sebanyak 15 KK melakukan pengungsian. Sedangkan di Desa penyabangan sebanyak 45 KK mengungsi. Akibat banjir bandang ini, sebanyak 13 rumah dinyatakan hilang.
Lantas upaya apa yang dilakukan pihak tekait dalam musibah alam ini. Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra melakukan peninjauan dan sekaligus memberikan bantuan sembako. Sedangkan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, melakukan penanggulangan berupa merelokasi warga yang melakukan pengungsian serta mendatangkan alat berat. Hingga minggu (24/1) pihak BPBD Buleleng belum bisa memberikn laporan secara resmi, berapa korban material dan rekapitulasi kejadian bencana. GS-MB