Ramallah, (Metrobali.com) –

Satu delegasi pejabat senior Palestina bertolak pada Senin malam (31/3) ke Jerusalem untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, setelah pertemuan yang dijadwalkan dengan Presiden Mahmoud Abbas di Ramallah ditunda.

Delegasi Palestina tersebut, termasuk pemimpin perunding Saeb Erekat dan Ketua Dinas Intelijen Palestina Majed Farraj, bertolak menuju Jerusalem untuk bertemu dengan Kerry, setelah Menteri Luar Negeri AS itu mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kata seorang pejabat senior Palestina.

Kerry tiba di Jerusalem pada Senin malam, untuk kunjungan mendadak ke Israel dan bertemu dengan pemimpin Israel serta Palestina “guna menjembatani jurang perbedaan antara kedua pihak tersebut mengenai pembebasan tahanan Palestina”.

Pejabat Palestina yang tak ingin disebutkan jatidirinya tersebut mengungkapkan seorang pembantu Kerry sebelumnya telah menghubungi Presiden Abbas dan memberitahu dia bahwa Israel ingin Amerikat Serikat membebaskan agen mata-mata Amerika yang bekerja untuk Israel Jonathan Pollard sebagai pertukaran bagi pembebasan tahanan Palestina.

Sementara itu, Abbas memimpin satu pertemuan pada Senin malam di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, dengan pejabat Partai Fatahnya dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), demikian laporan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Mereka membahas sikap Palestina setelah Israel menunda pembebasan tahanan tersebut.

Ghassan Shak’aa, anggota Komite Eksekutif PLO, mengatakan pemimpin Palestina itu berkeras bahwa Israel mesti terikat komitmen pada kesepakatan bagi pembebasan 104 tahanan Palestina dari penjaranya.

Selama sembilan bulan belakangan Israel telah membebaskan 78 tahanan Palestina dari penjaranya, tapi menunda pembebasan kelompok terakhir untuk menekan Palestina agar memperpanjang waktu pembicaraan perdamaian sampai akhir tahun ini.

Ketika ditanya mengenai masalah pembebasan mata-mata Israel Pollard sebagai imbalan bagi pembebasan tahanan Palestina, Shak’aa berkata, “Ini bukan urusan Palestina, ini adalah urusan Israel-Amerika dan kami bukan bagian dari itu.”

(Ant) –