Denpasar (Metrobali.com)-

Kedutaan besar India meluncurkan Buku Keagungan Kepemimpinan Gandhi di Wiswasabha, Denpasar, Kamis (28/11). Pada kesempatan itu, hadir Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, Agus Indra Udayana (Ashram Gandhi), para pejabat kedutaan, rohaniawan dan undangan lainnya. Gurjit Singh ketika itu menyampaikan beberapa pokok pemikiran Mahatma Gandhi dan jalan hidupnya.

Gandhi, kata Duta Besar ini, merupakan seorang advokat yang selalu bepergian dengan tiket kelas satu. Gandhi kemudian mengubah jalan hidupnya setelah berada di India sekitar tahun 1921. Beliau mengubah kebiasaannya dari menggunakan tiket kelas satu menjadi kelas tiga untuk perjalanannya kemudian. Ia benar-benar telah mengubah hidupnya untuk hidup sederhana. Hal ini merupakan inspirasi yang sangat besar bagi generasi masa kini.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyatakan sangat terinspirasi dari kisah hidup tersebut. Mengubah kebiasaan hidup menjadi hidup sederhana, adalah perubahan yang tidak mudah. Karena itu, ini merupakan inspirasi yang besar bagi generasi masa kini. Pastika mengatakan, kehidupan Mahatma Gandhi seperti lilin, yang walau hancur setelah menerangi, tetapi cahaya tetap terus ada menyinari jiwa setiap orang.

Mantan Kapolda Bali ini mengatakan, telah mendengar perjalanan hidup Gandhi sejak kecil sebab ayahnya adalah seorang guru yang menyimpan buku-buku tentang Mahatma Gandhi di sebuah desa kecil di Buleleng. Ia mengaku membaca buku itu, sehingga sudah mengenal Mahatma Gandhi sejak kecil. Buku-buku itu banyak memberikan inspirasi kepada perjalanan hidupnya.

Purnawirawan Jendral Polisi Bintang Tiga ini mengatakan, konsep Ahimsa (tanpa kekerasan). Bali senantiasa mengucapkan shanty. Setiap hari, orang Bali mengucapkan shanty (damai) sebanyak sembilan kali. Karena itu, konsep tanpa kekerasan seharusnya benar-benar merealisasi di Bali. Pastika mengatakan, ancaman para militan diharapkan dapat dicegah sehingga Bali bisa menjadi shanty.

Oleh karena itu, merealisasi konsep Ahimsa memang sangat besar. Masih ada pihak yang suka menggunakan kekerasan. Hal ini harus segera ditangkal melalui inspirasi dari Mahatma Gandhi. Sebab ketika era Mahatma Gandhi, banyak negara yang menggunakan jalur perjuangan militer untuk memerdekakan bangsanya. Tetapi Mahatma Gandhi menempuh jalan non-kekerasan. Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa pada zamannya.

Peluncuran buku ini merupakan untuk kedua kalinya di Indonesia. Pada 2 Oktober, peluncuran dilakukan bersama Wakil Presiden, Boediono. Buku Keagungan Kepemimpinan Gandhi merupakan karya asli Pascal Alan Nazareth. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. I Gede Suwantana, dengan editor Br. Indra Udayana. TAR-MB