sea-games

Jakarta (Metrobali.com)-

Lima cabang olahraga (sepak bola, anggar, tenis meja, netball, dan renang indah) mulai dipertandingkan meski kejuaraan olahraga terbesar di Asia Tenggara (SEA Games 2015) baru dibuka pada hari Jumat (5/6) di Stadion Nasional Singapura.

Bagi kontingen Indonesia, cabang olahraga tenis meja menjadi cabang olahraga pembuka. Ada empat atlet putra dan empat atlet putri yang akan berjuang menjadi yang terbaik.

Perjalanan tim tenis meja di Singapura itu terbilang cukup alot karena ada dualisme kepengurusan. Dampaknya Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tidak menargetkan emas.

Sebelum berangkat ke Singapura, bahkan ada satu atlet yang protes karena dicoret, yaitu Yon Mardiono. Atlet senior itu diklaim masih mampu bersaing untuk merebut medali. Hanya saja, posisinya harus digantikan oleh atlet muda, Gilang Ramadhan. Meski demikian, PB PTMSI tetap membidik satu emas dan dua perunggu di Singapura.

Meski sedikit ada permasalahan, secara umum persiapan yang dilakukan oleh semua cabang olahraga berjalan dengan baik. Bahkan, cabang olahraga sepak bola yang dibayang-bayangi sanksi dari FIFA tetap berangkat sesuai dengan rencana. Apalagi, meski PSSI disanksi oleh FIFA, Timnas Indonesia tetap diperbolehkan turun pada kejuaraan dua tahunan itu.

Sesuai dengan jadwal yang ada, Evan Dimas dan kawan-kawan akan menjalani pertandingan pertama Grup A melawan Myanmar di Stadion Jalan Besar, Singapura, Selasa (2/6). Pada pertandingan tersebut Timnas Garuda Muda diharapkan mampu memberikan yang terbaik. Adapun pada SEA Games 2015 target yang diberikan tidak muluk-muluk, yaitu perak.

Satlak Prima sebagai pihaknya yang mempersiapkan atlet ternyata sudah memetakan kekuatan yang dimiliki oleh kontingen Indonesia, termasuk target medali yang dibebankan ke masing-masing cabang olahraga. Pada SEA Games 2015, Indonesia turun pada 32 cabang, termasuk hoki dan petanque yang masuk beberapa saat sebelum pendaftaran atlet ditutup.

Dari 32 cabang olahraga, atletik dan rowing adalah cabang olahraga yang targetnya terbanyak, yakni masing-masing enam medali emas.

Untuk atletik, medali emas akan ditumpukan kepada atlet yang sudah kenyang pengalaman, seperti Hendro, Iswandi, Fadlin, Ridwan, Atjcong Tio Purwanto, Agus Prayogo, Triyaningsih, Rini Budiarti, Dedeh Erawati, dan Maria Natalia Londa.

Pada kejuaraan ini, menurut manajer tim atletik Indonesia, Paulus Lay juga akan menurunkan atlet muda, yaitu Emilia Nova. Selain karena limit waktunya mencukupi, diturunkannya atlet muda dalam SEA Games 2015 di Singapura adalah untuk regenerasi. Atlet Indonesia akan bersaing ketat dengan atlet asal Thailand dan Vietnam.

“Atlet paling muda kami adalah Emilia Nova yang akan turun pada nomor lari gawang 100 meter dan saptalomba. Akan tetapi, mungkin dia akan lebih fokus pada lari gawang 100 meter. Demi persiapan, atlet akan bertolak ke Singapura, Selasa (2/6) ,” kata Paulus Lay.

Persiapan maksimal juga dilakukan oleh atlet rowing yang oleh Satlak Prima ditargetkan harus mampu meraih enam emas. Target ini sebenarnya di bawah target yang ditetapkan oleh Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI), yaitu sembilan emas, empat perak dan lima perunggu.

Begitu pula, dengan kano yang juga di bawah kendali PB PODSI. Pada SEA Games 2015 juga mendapatkan target yang relatif cukup tinggi, yaitu tiga emas. Target ini lebih sedikit daripada target PB, yaitu empat emas, tujuh perak, dan enam perunggu. Untuk Traditional Boat Race (dragon boat), Indonesia mengincar dua emas.

“Penentuan target itu didasarkan dengan persiapan yang dilakukan, hasil uji coba, serta lainnya. Semuanya telah disesuaikan dengan kondisi dan pemetaan kekuatan calon lawan,” kata Ketua Satlak Prima Suwarno.

Tidak hanya dari atletik maupun dayung yang diharapkan menjadi lumbung emas bagi kontingen Indonesia, tetapi wushu dan pencak silat juga menjadi andalan. Kedua cabang beladiri itu masing-masing ditargetkan meraih empat emas. Meski selama ini mampu mendominasi, bukan berarti perjuangan atlet wushu dan pencak silat di Singapura akan mudah.

Untuk wushu, kontingen Indonesia akan mengandalkan atlet yang sudah tidak asing lagi. Apalagi, prestasinya jauh lebih tinggi, bahkan di level dunia. Pada SEA Games Singapura, wushu akan mengandalkan Lindswell, Juwita Niza Wasni, Ivana Ardelia Irmanto, Aldy Lukman, Eric Losardi, Fredy, dan Charles Sutanto. Total atlet yang diberangkatkan sebanyak 17 orang.

Sebelum turun di Singapura, atlet wushu yang mengharumkan nama bangsa di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, itu menjalani pemusatan latihan di Tiongkok. Hanya saja, atlet wushu Indonesia juga harus mewaspadai kejutan dari calon lawan, di antaranya berasal dari Malaysia maupun tuan rumah Singapura.

Target empat emas untuk cabang pencak silat sebenarnya cukup ringan karena olahraga ini merupakan asli Indonesia. Namun, kenyataan di lapangan berbeda. Kontingen Indonesia harus siap-siap menghadapi lawan yang sewaktu-waktu memberikan kejutan, seperti dari Myanmar dan Thailand. Kedua negara itu bahkan mampu dominan di SEA Games 2013.

Berikan yang Terbaik Meski demikian, tekad untuk memberikan yang terbaik disampaikan oleh atlet pencak silat Indonesia, seperti yang disampaikan atlet yang akan turun di nomor ganda, yaitu Yolla Primadona Jampil dan Hendy. Atlet asal DKI Jakarta mengaku akan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Apalagi, pasangan ini telah kenyang dengan pengalaman turun di nomor ganda putra.

“Latihan sesuai dengan program pelatih terus kami jalankan. Yang jelas kami akan berusaha semaksimal mungkin. Mohon doanya,” kata Yolla Primadona Jampil di sela tes urine di Kantor KONI Pusat, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Cabang olahraga pencak silat pada SEA Games 2015 berkekuatan 16 atlet putra dan putri. Mereka akan didampingi oleh tiga pelatih dan seorang manajer, yaitu Sunarno. Pada kejuaraan dua tahunan ini, tim pencak silat Indonesia akan turun di 13 nomor. Selain Yolla Primadona Jampil dan Hendy, Indonesia juga akan menurunkan atlet senior, seperti Wewey Wita, Awaludin, dan Sapto Purnomo.

Cabang primadona untuk merebut emas juga datang dari renang. Selama ini Indonesia dikenal memiliki atlet yang pantas dibanggakan untuk kancah Asia Tenggara. Pada SEA Games 2015. PB PRSI menargetkan merebut enam medali emas. Namun, seiring perjalanannya waktu target yang ada direvisi menjadi lima emas atau sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Satlak Prima.

Penurunan target itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan pantauan tim (sport inetellegent), prestasi atlet renang nomor 50 meter gaya bebas dan 200 meter gaya punggung Indonesia mulai dilampaui oleh atlet negara lain seperti Singapura. Meski terjadi penurunan, jajaran pelatih renang mengaku optimistis anak asuhnya mampu memenuhi target terbaru.

Demi merealisasikan target, menurut pelatih Albert Christiadi Sutanto menegaskan jika pihaknya memfokuskan diri pada nomor jarak pendek, misalnya nomor 50 meter dan 100 meter gaya punggung, 50 meter dan 100 meter gaya bebas, dan 50 meter gaya dada. Khusus untuk jarak jauh atau 200 meter ke atas, Indonesia sedikit merevisi pencapaian medali.

“Kalau jarak jauh sudah tidak mungkin terkejar, jadi kami mantapkan di nomor jarak pendek, misalnya atlet renang kita I Gede Siman Sudartawa, dia harus merelakan 200 meter gaya punggungnya karena kami akan fokuskan pada nomor pendek saja, seperti 50 meter dan 100 meter,” kata Albert Christiadi Sutanto.

Cabang olahraga andalan lainnya adalah bulu tangkis. Hanya saja, untuk SEA Games 2015 target yang dicanangkan oleh PP PBSI maupun Satlak Prima sama sebanyak dua emas. Jika dilihat dari nama-nama yang diajukan, nomor ganda putra dan campuran, akan menjadi andalan. Untuk nomor lainnya, akan mendapatkan perlawanan dari calon lawan.

Indonesia di nomor ganda campuran akan mengandalkan Praveen Jordan/Deddy Susanto dan Riky Widianto/Richi Puspita Dili. Kedua pasangan ini dinilai cukup bagus, apalagi sudah beberapa kali memenangi kejuaraan internasional. Untuk ganda putra ada pasangan yang lain naik daun, yaitu Angga Pratama/Ricky Karandasuwardi dan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon.

Di nomor tunggal putra, Indonesia hanya mengandalkan pemain muda, seperti Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, Ihsan Maulan, dan Anthony Sinisuka Ginting. Perjuangan atlet muda untuk meraih emas cukup berat karena lawan yang akan dihadapi adalah pemain yang punya nama besar, seperti mantan pemain peringkat satu dunia asal Malaysia, yaitu Lee Chong Wei, yang kembali turun gunung setelah mendapatkan sanksi.

Selain itu, cabang olahraga yang diharapkan mampu menyumbangkan pundi-pundi emas bagi kontingen Indonesia adalah berkuda, ski air, biliar, panahan, senam, tinju, taekwondo, judo, boling. Ski air pada SEA Games XXVIII ini mendapatkan target yang cukup tinggi, yaitu tiga emas. Begitu pula, dengan berkuda dan biliar. Indonesia mempunyai atlet-atlet andalan.

Untuk berkuda, ada nama Larasati Gading. Mantan model itu kemampuannya tidak diragukan lagi untuk nomor tunggang serasi. Larasati akan ditopang oleh atlet lainnya yang juga sudah punya nama, yaitu Alvaro Manayang dan Ferry Wahyu Hadiyanto.

Untuk biliar, ada dua nama yang diprediksi mampu menyumbangkan medali emas, yaitu Ricky Yang dan Angeline Magdalena Ticoalu.

Meski persiapan telah dilakukan dengan baik, bukan berarti sudah terbebas dari hambatan. Masalah klasik terkait dengan pengadaan peralatan latihan dan tanding kembali terjadi. Bahkan, satu pekan menjelang SEA Games 2015 ada beberapa cabang olahraga yang belum mendapatkan peralatan yang dibutuhkan, terutama untuk cabang beladiri dan olahraga terukur.

Hal tersebut juga diakui oleh Chief de Mission (CdM) kontingen Indonesia di SEA Games 2015 Taufik Hidayat. Menurut dia, meski ada keterlambatan, pihaknya meminta semua atlet yang diberangkat ke Singapura mampu memberikan yang terbaik. Demi memberikan dukungan, peraih emas Olimpiade Athena itu bahkan turun langsung untuk melihat persiapan kontingen Indonesia.

Pada SEA Games 2015, pemerintah menargetkan hasil yang tinggi, yaitu finis di urutan tiga dengan perolehan 72–79 medali emas. Hanya saja target tersebut dinilai kurang realistis oleh Satlak Prima yang hanya menargetkan 46 emas. Hal ini didasarkan dengan kekuatan dari negara lain, seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan tuan rumah Singapura.

“Kalau melihat by data, boleh saja peringat berapa. Kalau boleh dan bisa peringkat satu. Kita realistis saja kalau kita lihat by data. Kita punya atlet diukur dengan negara lain. Buat saya, realistis peringkat empat. Akan tetapi, kalau kita mau peringkat kedua, lebih bagus,” kata Taufik Hidayat.

Kontingen Indonesia pada SEA Games 2015, 5–16 Juni berkekuatan 748 orang yang terdiri atas 522 atlet, 226 orang pelatih, dan pengurus cabang olahraga, satu ketua kontingen, dua wakil kontingen, dan 32 staf kontingen. Atlet Indonesia akan turun di 32 cabang dari 36 cabang olahraga yang dipertandingkan. AN-MB