Denpasar, (Metrobali.com)

Timbul pertanyaan apakah mereka paham dengan semangat perjuangan dan vitalitas pemikiran Soekarno, yang banyak dipengaruhi (pengakuan Soekarno sendiri), cendikiawan berkebangsaan India Cri Aurobindo, Svami Vivekanda dan juga Mahatma Gandhi?

Menurut pengamat publik Jro Gde Sudibya, Selasa, 4 April 2023, pembatalan laga U20 di Indonesia,”menyeret” nama Soekarno di luar konteks zamannya.

Dikatakan, tampaknya ada pihak yang “gagal paham” terhadap dinamika pemikiran Soekarno dalam menjawab tantangan zaman. Rangkain panjang pemikiran Soekarno dan kebijakannya, sangat cerdas merespons zaman, dinamikanya dan visinya ke depan. Bukan menoleh ke masa lalu yang tidak lagi relevan.

Menurut Jro Gde Sudibya, apabila disimak pidato-pidato Presiden Soekarno di KAA Bandung tahun 1955, pidato yang berkaitan dengan penyelanggaraan Ganefo ( pesta olah raga negara bangsa Non Blok) di tahun-tahun awal 1960″an, sangat tampak merupakan pidato kenegaraan yang ditujukan ke masyarakat negara bangsa untuk bangkit merdeka dari penjajahan, bangkit dan bertumbuhnya rasa percaya diri sebagai bangsa dalam era Perang Dingin antara AS dan sekutunya di satu pihak dan Uni Soviet dan sekutunya di pihak lain.

Menurutnya, pidato yang menggugah kesadaran dan pembangkitan negara bangsa, (yang diakui oleh Soekarno sendiri), banyak dipengaruhi oleh pemikiran cendikiawan berkebangsaan India, Cri Aurobindo, Vivekanda dan Mahatma Gandhi.
Bahkan secara terang-terangan Soekarno mengakui konsepsi Berdikari meniru gerakan Swadhesi yang dikembangkan Mahatma Gandhi di India.

Dikatakan, rangkaian pidato Soekarno dalam event internasional tersebut jauh dari sikap prasangka, permusuhan dan rasa benci. Di sinilah letak kebesaran (gretness) dari pemikiran dan langkah politik Soekarno.

“Bagi elite bangsa ini, yang mau meniru dan melestarikan spirit pemikiran Soekarno (sebuah ide yang sangat mulya), semestinya (meminjam istilah Soekarno) menyimak dan memahami elan vitalitas zaman, jiwa zaman (geist, bhs.Jerman) yang sering dikutip Soekarno,” kata Jro Gde Sudibya.

Sebelumnya diberitakan, bahwa Ketua DPR Puan Maharani mengatakan pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia bukan karena perbedaan pendapat sejumlah kalangan yang menolak kehadiran Timnas Israel.

Menurut Puan, Indonesia batal sebagai tuan rumah piala dunia junior tersebut karena tak memiliki hubungan luar negeri dengan Israel.

Dan hal tersebut tentu saja terjadi bukan karena adanya perbedaan pendapat. Tapi yang harus dilihat bahwa memang dalam aturan yang ada dalam kementerian luar negeri menyatakan bahwa kita tidak mempunyai hubungan dengan Israel,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Selasa (4/4).

Puan meminta perbedaan pendapat kehadiran Timnas Israel tak dianggap sebagai upaya menggagalkan gelaran Piala Dunia U-20. Namun, ia mengaku tetap kecewa Indonesia batal menjadi tuan rumah.

“Jadi perbedaan ini jangan kemudian dianggap menjadi satu hal yang ada yang menggagalkan, berusaha digagalkan dan lain-lain,” ujarnya.

Ketua DPP PDIP itu menegaskan akan selalu mendukung keputusan pemerintah untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan olahraga internasional.

Puan hanya meminta agar pemerintah memastikan terlebih dahulu tidak ada aturan yang menghambat kegiatan tersebut, seperti yang terjadi di Piala Dunia U-20.

“Apakah ada aturan aturan-aturan yang kemudian nanti tidak bisa dilaksanakan di Indonesia? Jadi jangan sampai aturan itu kemudian bertolak belakang,” katanya. (Adi Putra)