TAS RAJUT BALI

Denpasar (Metrobali.com)-

Aneka barang rajutan maupun pakaian jadi bukan rajutan yang diproduksi secara manual oleh masyarakat Bali terbanyak dikirim ke Amerika Serikat, karena memiliki nilai seni dan memiliki ciri khas Pulau Dewata.

“Pengusaha Bali mampu mengikuti keinginan pasar, dimana para mitra bisnis luar negeri membawa desain kemudian dipadukan dengan muatan lokal yang bernilai seni sehingga cukup menarik bagi konsumen,” kata Nyoman Musni, seorang pengusaha dan eksportir aneka kerajinan, Selasa (24/3).

Masyarakat Bali mampu memproduksi mata dagangan dengan desain yang terkini sesuai perkembangan zaman dengan harga terjangkau, maka pakaian buatan daerah ini bisa laku terjual kepada wisatawan internasional maupun untuk ekspor.

“Pengusaha Bali memang terbanyak mengirimkan berbagai jenis pakaian jadi bukan rajutan ke Amerika Serikat, bahkan mengusai 20,70 persen pada Desember 2014, menyusul Singapura 15,07 persen dan Australia 14 persen serta sisanya baru negara lainnya,” ujar Nyoman.

Bali dalam periode tahun 2014 mampu memperdagangkan sebanyak 57.7 juta pcs dari berbagai bentuk dan ukuran seharga 109,9 juta dolar AS, sebagian besar memasuki pasar negeri Paman Sam itu, merupakan pasar tradisional aneka kerajinan Bali.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, realisasi Perdagangan luar negeri aneka barang rajutan yang terbesar membelinya adalah Amerika Serikat yakni 28,49 persen menyusul Australia 20,51 persen sementara Singapura masih dibawah sepuluh persen.

Jadi perolehan devisa nonmigas Bali periode tahun 2014 sebanyak 536 juta dolar atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya 528 juta dolar, AS merupakan pembeli terbanyak yakni 114,2 juta dolar menyusul Jepang 65,5 juta dan Singapura 47,3 juta dolar.

Perkembangan pariwisata Bali sangat signifikan berpengaruh besar terhadap peningkatan perdagangan luar negeri, terutama aneka barang kerajinan bernilai seni buatan perajin Pulau Dewata ke mancanegara, karena dari jumlah turis, ada di antaranya pebisnis. AN-MB