Denpasar (Metrobali.com)-

Kegiatan ngelawar atau mebat dikalangan umat Hindu merupakan hal yang lumrah. Dari sekedar kegiatan hoby hingga berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan. Seiring dengan berjalannya waktu kebiasaan tersebut kini jarang dijumpai. Mebat atau ngelawar yang sudah menjadi tradisi bagi umat Hindu dimanapun, juga mampu mendorong tumbuh kembangnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Denpasar. Peluang Ini harus mampu ditangkap, ujar Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Drs. I Wayan Mudra,M.Si saat dijumpai diruang kerjanya, Rabu (12/2).

Menurut Mudra, lomba yang melibatkan seluruh Sanggar dan STT di Kota Denpasar bertujuan untuk memasyarakatkan sekaligus melestarikan tradisi mebat di kalangan masyarakat khususnya dikalangan generasi muda. Sehingga walaupun era tehnologi modern terus mendera bangsa ini, tradisi mebat dikalangan umat hindu di Bali harus tetap lestari, ungkapnya.

Bahkan sejalan dengan perkembangannya ngelawar sekarang sudah menjadi mata pencaharian yang mampu memberi nilai tambah yang signifikan terhadap pendapatan keluarga. Lomba kali ini masing-masing peserta diwajibkan membuat tiga bentuk hidangan dari jenis olahan yang berbeda. Seperti; ngelawar dengan memakai bahan olahan babi, bebek, klungah maupun nyawan (tawon) yang terbagi dalam tiga jenis hidangan yaitu lawar, sate dan perani. Dari 42 peserta yang ikut serta akan dipilih 6 terbaik dan berhak atas hadiah berupa piala, piagam dan hadiah berupa uang.  SDN-MB