Freetown (Metrobali.com) –

Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon tiba di Sierra Leone pada Selasa untuk mengawasi penutupan misi perdamaian organisasi itu, setelah negara tersebut pulih dari perang saudara yang keras.

Sekjen PBB akan menghadiri upacara pada Rabu yang secara resmi menutup Kantor Penyatuan Pembangunan Perdamaian PBB (UNIPSIL) sekaligus menandai berakhirnya operasi perdamaian selama 15 tahun di Sierra Leone.

Ia disambut oleh Menteri Luar Negeri Samura Kamara di bandara internasional Freetown, kemudian terbang dengan helikopter melintasi teluk menuju daratan utama, tempat Ban akan melakukan pembicaraan dengan presiden Ernest Bai Koroma.

Antara 1991 dan 2002, pertikaian menghancurkan negara di Afrika barat itu yang dikenal dengan pemakaian serdadu anak-anak, kasus-kasus penjualan “berlian berdarah” serta banyak pemerkosaan dan pembunuhan ataupun orang-orang yang dibuntungi kakinya oleh para gerilyawan.

Kini, dalam jalur pemulihan, Sierra Leone mulai menarik masuknya pemodal di negara kaya sumber daya alam itu, meskipun banyak kecaman yang mengatakan bahwa mekarnya perekonomian ini terjadi atas jerih payah para pekerja.

UNIPSIL mengambil alih misi penjaga perdamaian dari UNAMSIL pada 2006 dengan jumlah petugas sebanyak 17.368.

Operasi skala baru itu bertugas melakukan konsolidasi perdamaian dan membantu pemerintah untuk mencegah terjadinya konfil baru, memerangi korupsi, penyalahgunaan narkoba dan memindahkan tanggungjawab pada tim negara PBB pada 31 Maret. (Ant/AFP)