batu-permata1

Denpasar (Metrobali.com)-

Realisasi perdagangan impor ke Bali khusus batu permata, mutiara, logam mulia dan perhiasan imitasi lainnya terus bertambah setiap bulannya hingga seluruhnya mencapai 3,4 juta dolar AS selama empat bulan periode Januari-April 2015.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Dewi Setyowati, dalam laporan kajian ekonomi regional Bali di Denpasar Kamis (30/7) menyebutkan, impor berbagai jenis permata itu, sejalan dengan perkembangan ekonomi daerah ini.

Masyarakat termasuk wisatawan asing yang berkunjung ke Bali sangat menyenangi perhiasan batu permata (batu akik) sehingga pengusaha perhiasan yang ada di Pulau Dewata banyak mendatangkan jenis mata dagangan itu dari dalam maupun luar negeri.

Pemasukan salah satu komponen perhiasan yang dipadukan dengan perak dan emas rata-rata 871 ribu dolar per bulan, dan bahan baku aksesori tersebut setelah diolah kemudian diekspor kembali sesuai permintaan pasar.

Krisis ekonomi dunia melanda sejumlah negara maju, tampaknya tidak menyurutkan impor berbagai jenis logam mulia, yang jumlahnya bertambah terus dari 8,1 juta dolar tahun 2013 menjadi 10,5 juta dolar 2014.

Pengusaha Bali memerlukan mutiara, batu permata dan logam mulia dari luar negeri untuk memenuhi permintaan pasar mancanegara. “Kami mengimpor permata untuk diekspor kembali dengan nilai yang lebih tinggi,” kata Made Muliarta pengusaha di Denpasar.

Permata yang dibeli oleh pengusaha di Bali umumnya didatangkan dari Asia seperti asal Thailand, Tiongkok bahkan ada yang dari Eropa disamping dipenuhi dari permata produksi dalam negeri seperti asal Kalimantan dan Sumatera.

Tidak saja wisatawan asing yang senang dengan perhiasan yang diisi permata dan logam mulia pelancong nusantara juga banyak mengoleksi aksesori dengan permata yang dibubuhi batu permata yang konon memiliki kasiat.

Permata dan batu mulia yang diperlukan perajin Bali khususnya pengusaha perak jauh lebih banyak dari pada realisasi impor, karena dibeli dari produksi dalam negeri dengan mutu yang tidak kalah dari impor, kata Made.

Perajin perhiasan perak Bali yang umumnya berada di Desa Celuk Sukawati, mampu memenuhi selera konsumen luar negeri, sehingga realisasi ekspornya terus naik, baik devisa maupun volumennya.

Sesuai catatan Disperindag Bali, perolehan devisa perhiasan perak Bali mencapai 15,3 juta dolar AS Januari-Juni 2015 hasil penjualan 12,9 juta pcs, naik dari periode yang sama 2014 yang hanya 10 juta pcs seharga 9,5 juta dolar. AN-MB