perikanan 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Subsektor perikanan yang meliputi usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan di Bali mulai naik daun, sehingga perannya dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) meningkat sebesar 0,10 persen atau 105,44 persen pada bulan Maret 2015 dibanding bulan sebelumnya 105,34 persen.

“Hal itu berkat produksi perikanan, baik hasil budidaya maupun hasil tangkapan laut laku keras untuk memenuhi konsumsi masyarakat setempat, disamping sebagai matadagangan ekspor,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (4/4).

Ia mengatakan, indeks harga yang diterima oleh nelayan (lt) meningkat sebesar 0,97 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar (lb) mengalami kenaikan yang lebih rendah sebesar 0,87 persen.

Dari sisi pendapatan, terjadi kenaikan harga pada kelompok komoditas perikanan tangkap sebesar 1,34 persen dan budidaya 0,27 persen. Komoditas perikanan tangkap yang mengalami kenaikan harga antara lain cumi-cumi, cekalang, kerapu, tuna dan tenggiri.

Panasunan Siregar menambahkan, untuk perikanan budidaya yang mengalami peningkatan harga tersebut meliputi ikan nila, mas dan patin.

Dari sisi pengeluaran, kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh naiknya indeks harga barang/jasa yang dikonsumsi petani (IKRT) sebesar 1,15 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,26 persen.

Subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. NTP Bali secara keseluruhan menurun sebesar sebesar 0,47 persen dari 103,90 persen pada bulan Februari 2015 menjadi 103,90 persen pada bulan Maret 2015.

Dari lima komponen yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas tiga subsektor mengalami kenaikan dan dua subsektor perannya penurunan.

Tiga subsektor yang mengalami kenaikan, selain perikanan juga tanaman pangan sebesar 0,61 persen dan hortikultura 0,71 persen.

Dua subsektor lainnya mengalami penurunan masing-masing tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,26 persen dan subsektor peternakan 0,23 persen, ujar Panasunan Siregar. AN-MB