Canberra (Metrobali.com) –

Kondisi cuaca di daerah itu telah membaik dan operasi penyelamatan diperkirakan akan “segera” dimulai dengan menggunakan helikopter bagi penumpang yang telah terjebak di satu kapal di Kutub Selatan selama lebih dari satu pekan.

Dinas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) menyatakan pada pukul 07.30 waktu setempat, Kamis, operasi tersebut diumumkan pada Selasa (31/12), tapi kondisi cuaca menghambat upaya pertolongan sampai Rabu (1/1).

Pada Kamis pagi, AMSA mengkonfirmasi bahwa angin di daerah tersebut turun sampai 10 knot dan daya pandang telah meningkat. Dan kondisi cuaca, katanya, juga diperkirakan akan tetap menguntungkan selama 36 jam ke depan.

Menurut pengaturan Pusat Koordinasi Pertolongan AMSA (RCC Australia), satu helikopter di kapal pemecah es China –Xue Long– yang berada tak jauh akan digunakan untuk mengungsikan 52 dari 74 orang yang telah terjebak di Akademik Shokalskiy sejak Malam Natal, ketika kapal itu terhambat oleh es.

Dan sebanyak 22 anak buah kapal akan tetap berada di kapal itu dengan harapan perubahan kondisi cuaca akan memungkinkannya keluar dari ladang es, kata Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.

Dalam operasi tersebut, semua penumpang akan dibawa dari tempat pendaratan darurat di hamparan es di dekat kapal tersebut. Mereka akan diterbangkan ke luar dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 12 orang ke Xue Long sebelum dipindahkan melalui kapal tongkang kapal pemecah es Aurora Australis.

Aurora Australis kemudin akan menggunakan tongkangnya untuk mengangkut semua 52 penumpang itu ke kapal Aurora Australis.

Akademik Shokalskiy, satu kapal Rusia, buatan Finlandia pada 1982, sedang membawa satu tim ilmuwan Australia dan penumpang lain guna melakukan percobaan ilmiah.

Kapal tersebut dijadwalkan kembali ke Selandia Baru pada Januari 2014. Dan kapal itu mengirim tanda bahaya pada Hari Natal, setelah terjebak di es laut di Laut Antartika.

Keputusan diambil untuk melancarkan penyelamatan dengan menggunakan helikopter setelah Aurora Australia dipaksa mundur akibat guyuran hujan salju dan terjangan angin yang sangat dingin. Aurora Australis adalah kapal terakhir di daerah itu yang akan bisa memberi bantuan.

Selama beberapa hari belakangan, dua kapal pemecah es –kapal pemecah es China Xue Long dan kapal pemecah es Prancis Astrolabe– sudah menghentikan upaya untuk menembus hamparan es tebal dan berbahaya untuk membebaskan kapal yang terjebak tersebut. (Ant/Xinhua-OANA)