Denpasar (Metrobali.com)-

Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Dr Gunawan Sumodiningrat menyatakan bahwa pemerintah perlu mengoptimalkan fungsi dan peran lembaga perkreditan rakyat (LPD) untuk pemberdayaan masyarakat.

“Kita kembalikan LPD, kita hidupkan karena di sana potensinya,” katanya dalam sarasehan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat untuk Mendukung Masterplan Percepatan, Perluasan, Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), di Denpasar, Senin (23/9).

Menurut dia, selama ini LPD banyak “digempur” oleh bank-bank asing yang menyaingi keberadaan lembaga keuangan masyarakat itu.

Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM itu mengharapkan agar pemerintah bisa memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk kembali ke lembaga keuangan masyarakat tersebut.

“Harus turun ke masyarakat dan sadarkan untuk hidup benar. Rakyat didekati dan ‘blusukan’. Jadi rakyat dibangkitkan untuk bekerja, memperoleh pendapatan dan menabung,” ucapnya.

Ia menilai pemberdayaan dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat harus menjadi program untuk menanggulangi kemiskinan yang masih mendera masyarakat.

Dalam sarasehan yang digelar di gedung Bank Indonesia Denpasar itu, selain pengembangan LPD, juga dikenalkan “Dashboard Ekonomi Kerakyatan” (DEK) juga menjadi tema sentral.

Melalui DEK diharapkan mampu menciptakan kader bangsa yang memiliki wawasan wirausaha dan menyadarkan masyarakat untuk memiliki tabungan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Pemimpin Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara Dwi Pranoto menyatakan bahwa LPD merupakan salah satu basis kemajuan ekonomi masyarakat.

“LPD itu basis yang bagus dikembangkan di daerah. Kalau di suatu daerah maju, maka LPD juga maju,” ujarnya.

Di Provinsi Bali, kata Dwi, terdapat sekitar 1.418 LPD yang tersebar hingga ke pelosok desa dengan total aset mencapai Rp9,1 triliun. AN-MB