Bupati Eka Panen Padi ”Infari Sidenuk” di Tunjuk
Tabanan (Metrobali.com)-
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti didampingi Kepala Satuan Perangkat Daerah (SKPD) terkait, melakukan panen padi varietas Infari Sidenuk di Subak Keloda, Tempek Batan Asem, Desa Tunjuk, Selasa (5/6) siang. Pemerintah setempat terus menggenjot pembangunan pertanian dalam arti luas, dengan mengintensipkan pembinaan, pendampingan dalam hal budi daya, penggunaan benih padi unggul bermutu dan pemasaran hasil.
Pekaseh Subak Keloda, I Ketut Karma menjelaskan, luas Subak yang dipimpinya 96 hektar, sementara jumlah krama subak 300 orang. Petani setempat sudah mengikuti anjuran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) seperti penggunaan benih padi, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Produksi padi petani setempat kata Karta, tergantung sasih (bulan-Bali). “Kalau kami tanam pada sasih kapat, hasilnya pasti lebih banyak. Demikian sebaliknya,”ujarnya.
Demikian juga untuk varietas jenis Infari Sidenuk yang baru saja dipanen. Kalau ditanam pas sasih kapat, hasilnya bisa mencapai 9,5 ton lebih per hektarnya. Sementara kalau setelah atau sebelum sasih kapat, hasilnya maksimal 7 ton per hektar. “Hasil kami tergantung dari sasih. Kalau tanam sasih kapat, hasilnya pasti lebih tinggi. Demikian juga sebaliknya,” papar Karma.
Kepada pemerintah Karma berharap bisa memberikan perhatian dan bantuan kepada petani di subaknya, sehingga mereka tetap bergairah untuk menggeluti profesinya sebagai petani. “Selama ini Ibu Bupati sudah memberikan perhatian kepada kami. Namun kedepan kami berharap perhatian dan bantuan bisa ditingkatkan, bukan saja dalam berupa benih dan subsidi benih. Tapi juga bantuan pendampingan dan pemasaran hasil,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti yang kala itu memilih duduk di gubuk ditengah sawah, sangat memahami kondisi yang dialami petani. Oleh karenanya, pihaknya memiliki komitmen yang jelas membantu petani. Kebijakan yang diambil akan mengutamakan keberpihakan kepada masyarakat petani. “Dengan datang langsung kepetani, berdialog dengan mereka, kita paham dengan kondisi yang petani alami. Oleh karenanya, komitmen kami adalah membuat terobosan bidang pertanian dalam arti luas yang selalu berpihak kepada petani,” ujarnya.
Kedepan pihaknya berharap kepada petani tidak lagi menjual gabah atau menjual padi disawah seperti yang dilakukan petani belakangan ini. Tapi mengolah gabah menjadi beras. “Harapan kami kedepan, petani tidak lagi jual gabah. Tapi mengolah gabah menjadi beras, baru kemudian dijual,” paparnya.
Hanya saja untuk mewujudkan harapan itu tidak semudah membalik telapak tangan. Semua eksponen harus memiliki pehaman yang sama terhadap upaya tersebut. Sehingga diharapkan bisa menentukan langkah-langkah riil mewujudkan harapan itu. “Menuju hal itu memang memerlukan komunikasi dan koordinasi semua eksponen terkait. Ketika tercipta pemahaman yang sama terkait tujuan itu, saya yakin secara pelan namun pasti akan bisa terwujud,”imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Tabanan, I Nyoman Budana saat mendampingi Bupati Eka mengungkapkan, luas sawah produktif di Tabanan seluar 22.388 hektar. Dan subak basah 228. CAN-MB
8 Komentar
Ajum gati bupati padin nyen kepanen apa bupati tabanan punya sawah kah,lbih baik pake kandang aja sawah sampi2 jakarta sing nglah gegaen ngae intimidasi nok mare kalah..
Me’ilehan coment cicing nenan,tampah ndasne..!!
Heeii@ adik wayan koster..mejaguran maii..!!
Nahhhhhhh pang sing mejaguran sesama comen, buat berita ini sy salut dengan bupati Tabanan, memang seharusnya sebagai bupati harus bisa merasakan penderitaan petani, dan satu pun petani yang bercita-cita kepada anaknya untuk tidak menjadi petani ! pang sing sy pelih ngomong coba tanyakan langsung jak petanine ade sing pang bercita-cita panak ne jadi petani ? hal ini manusiawi . Lebih baik bersatu dengan petani ketimbang bersatu dengan para preman, sukseme
Kene kualitas nyamane. Mesuang komentar sing mikir damapk. Ane lenan masi ngaduang emosi, sing bisa ngukur ane pantes ajak sing pantes. Kenkenang ngae kesan positif teken iraga di Bali. Lek atine.
nah pang taen bupati tabane goyang dombret dalam mobil sepanjang buahan tunjuk. Gimana rasanya ngelewati jalan benyah bin latig.
@ Pak Manda, nak setonden ke Tunjuk jalane suba measpal Pak, sing payu goyang dombret…xixixixixixixixi
Suba biasa, yen peturu nyama bali jej saling pakerasin lawana, coba ajak nak len, jeg junjunga, cara munyin ne cenk blong…… Manganan ke tengah. Patutne, walaupun bicara lewat media tetep harus dijaga kode etik.
Mudah2an Bupati Bu Eka mendapat inpirasi di areal panen ini sehingga akan ada upaya untuk melindungi petani. Propesi sebagai petani menurut saya sekarang adalah siklus kehidupan. Benar yang disampaikan jero rare, menjadi petani tidak perlu dicita citakan karena sangat mudah menjadi petani tapi itu dulu, sekarang ? Tidak mudah menjadi petani di tngah himpitan globalisasi. Yang paling sulit adalah mempertahankan lahan. Bayangkan jika semua lahan pertanian berubah menjadi lahan perumahan, tentu kita akanrindu dengan aktivitas menolah tanah sekedar untuk menanam sela sawi,atau keladi di saat masa kita sudah harus mendekati upuk barat. Selain sebagai profesi petani di jaman sekarang juga berfungsimsebagai rekreasi. Tidak sedikit teman atau orang yang pernah saya dengar mengatakan bahwa mereka mempertahan lahannya di kampung atau beusaha membelimtanah pertanian di kampung agar setelah masa pensiun nanti bisa berkebun atau bercocok tanam kecil-kecilan. Apakah imi nukan sebuah cita-cita atau pengharapan.
Ampura yening titiang langgana, niki wanatah uun rembug. Suksma.
pasti para ajudan bupati sdh bawa perlengkapan kamera Чǝлƍ canggih buat pemotretan ϑ¡ sawah, kan bupatinya dulu cita2nya jd foto model, tapi sayang foto2 nya cuman ϑ¡ pajang ϑ¡ sepanjang jalan ϑ¡ tabanan, cb aja liat ntar, akan ăϑα̲ foto baru lagi bupati megang caluk sambil pegang padi dengan dandanan Чǝлƍ menor, wkªkªkªkªkªkªkªk.=D 😀 =)) o◦°˚.