Johannesburg (Metrobali.com) –

Sebelas orang yang terperangkap dalam tambang emas liar di Afrika Selatan berhasil diselamatkan pada Minggu, sedangkan jumlah mereka yang masih berada di bawah tanah karena takut ditangkap belum dipastikan.

Para laki-laki itu semuanya tidak mengalami luka, dan segera diserahkan ke polisi.

Petugas penyelamat mengatakan, masih banyak lainnya yang bisa meninggalkan tambang tetapi menolak untuk keluar jika petugas keamanan berada di luar.

“Kami berhasil menyelamatkan 11 pria muda yang kami yakini berkebangsaan Afrika Selatan. Mereka sudah ditangani dan diserahkan ke kepolisian,” kata petugas darurat dan penyelamatan kota, Roger Mamaila kepada AFP.

“Memang ada kemungkinan masih akan lebih banyak lainnya tetapi kami tidak mengetahui dan kami tidak akan mengirim tim penyelamat lagi untuk turun ke sana.” Juru bicara polisi, Mack Mngomezulu mengatakan kepada AFP bahwa terdapat sejumlah pria yang tetap berada di lokasi tambang di timur Johannesburg dan mereka menolak keluar.

Jumlah mereka belum bisa dipastikan, sekitar 30 petambang yang terperangkap di tempat dangkal sebelumnya mengatakan kepada tim penyelamat swasta ER24 bahwa ada 200 petambang yang terjebak di bawah mereka.

Belum ada keterangan resmi mengenai jumlah mereka namun petugas kotapraja bersikukuh jumlah mereka adalah 30 orang yang terjebak.

Mamaila menjelaskan operasi penyelamatan dihentikan sekitar dua jam setelah 11 orang berhasil dibawa keluar.

“Bila masih ada orang yang tidak berani keluar, setidaknya kami sudah memindahkan batu besar dan membuat jalan keluar bagi mereka,” kata Mamaila.

“Terserah mereka untuk memutuskan kapan akan keluar.” Petugas kota mengatakan bahwa para pekerja tambang itu turun pada Sabtu menggunakan terowongan liar di belakang stadion kriket di wilayah Benoni, Johannesburg timur.

Namun polisi menduga beberapa diantara mereka sudah berada di tempat itu lebih dari 12 hari.

Sebagian dari mereka diperkirakan adalah bekas pekerja tambang yang sudah hafal lokasi tambang dan dapat berjalan beberapa kilometer di bawah tanah serta diduga keluar melalui tempat lain, kata polisi.

Penambangan liar di perut bumi Afrika Selatan di terowongan yang terlantar sudah lama terjadi di negara keenam terbesar penghasil emas dunia.

Petambang yang dikenal dengan sebutan “zama zama” atau coba-coba, sering tinggal berbulan-bulan di bawah tanah untuk menyelundupkan logam berharga itu.

Mereka terperangkap ketika sebuah batu besar runtuh dan menutup pintu keluar-masuk terowongan, dan berhasil memanjat keluar saat petugas penyelamat membuka jalan dengan memakai peralatan.

Polisi yang berpatroli di dekat temat tersebut mengetahui ada petambang terkurung ketika mendapat laporan dari seorang pejalan kaki yang mengaku mendengar teriakan meminta tolong.

Kecelakaan tambang adalah kejadian lumrah di pertambangan Afrika Selatan yang dikenal terdalam di dunia.

Sembilan petambang mati dua pekan lalu setelah getaran bumi memicu kebakaran di tambang emas Harmony, sebelah barat Johannesburg.

Pada Juli 2009, sembilan petambang lain meninggal ketika sebuah batu besar runtuh di tambang platinum.

Pada tahun yang sama sebanyak 82 petambang emas di pertambangan liar meninggal ketika terjadi kebakaran di bawah tanah.

Menteri Pertambangan Susan Shabangu pekan lalu menampik rekor buruk kecelakaan tambang, dimana 14 orang sudah meninggal dalam tujuh pekan pertama tahun ini.

“Satu kematian saja sudah terlalu banyak,” katanya pada Kamis.

Selama abad 20 diperkirakan 69 ribu orang meninggal di industri tambang Afrika Selatan menurut komisi yang disokong pemerintah.

Jumlah kecelakan yang mematikan menurun dengan tajam pada tahun-tahun belakangan.

Menurut serikat pekerja, 112 orang meninggal di pertambangan pada 2012. (Ant/AFP)

Uu.M007