Karangasem (Metrobali.com) –

Untuk mengatahui keluhan warga, Ketua DPRD Karangasem, I Gede Dana langsung turun dan menginap disalah satu warga miskin, di Banjar Dinas Cangwang, Desa Bunutan, Karangasem. dalam kesempatan tersebut, warga mengeluhkan kondisi dusun yang terletak dibawah  kaki Gunung Lempuyang bagian timur.

Untuk sampai di dusun terpencil tersebut, Gede Dana bersama rombongan berangkat sekitar pukul 18.30 WITA melalui jalur Lempuyang menuju Sega. Kondisi jalan jalan yang berbelok serta tikungan yang terjal tidak menyurutkan langkah Ketua DPC PDI Perjuangan ini untuk menginap di salah satu rumah warga miskin tersebut. Sekitar 45 menit melakukan perjalan, rombongan akhirnya sampai dan disambut sang tuan rumah dengan sangat ramah , yakni I Wayan Suartika dengan hidangan segelas kopi hitam dan ubi ketela rebus sebagai ucapan selamat datang.

Dalam kesempatan itu, I Wayan Suartika yang didampingi kepala banjar dinas Cangwang, I Nengah Sutriyasa menceritakan kehidupan sebagian besar warga Cangwang. Dengan jumlah penduduk 149 KK, tercatat 81 KK yang masuk Rumah Tangga Miskin (RTM). “Sesuai yang keluar dari pemerintah, RTM – nya 81 KK, tetapi sebagian besar warga disini berada dibawah garis kemiskinan, dan tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah,” ujar Suartika.

Hal yang sama juga diceritakan, I Nengah Sutriyasa, pendidikan warga Cangwang pun dikatakan masih sangat rendah. Rata-rata, warganya hanya tamat SMP melalui wajib belajar Sembilan tahun dan hanya dua orang yang tamat SMA. Untuk sekolah, warga harus menempuh hampir tiga kilometer dari Cangwang, yakni di SDN 1 Banjar Dinas Sege, SDN 4 Bunutan di banjar dinas Bunutan, serta SDN 2 di banjar dinas Bangle. Sedangkan, untuk sekolah SMP, warga bersekolah di SMP 1 Atap yang bertempat di dusun banjar Sege dan SMPN 3 Abang, di Bunutan. “siswa- siswa SD disini, jam 5 pagi sudah berjalan,mereka harus melewati sungai, kalau hujan airnya sangat besar,” ungkap Sutriyasa.

Sutriyasa juga mengatakan, sejatinya banyak anak-anak enggan menempuh pendidikan, lantaran mereka harus bersekolah sangat jauh. Akan tetapi, di banjar Cangwang diakui  Sutriya, ada awig yang mengatur jika ada anak yang sampai tidak melanjutkan hingga SMP, orang tuanya akan dikenakan sanksi adat berupa denda empat karung beras. Terkecuali mereka mengalami cacat itu tidak kena denda. “Kalau dulu sebelum tahun 2009 tidak ada pemberian sanksi  denda. Namun, setelah itu sesuai kesepakan warga, sanksi dendanya berupa empat karung beras,” ungkapnya lagi.

Sutriya juga berharap, agar pemerintah memberikan aliran listrik kerumah – rumah warga. saat ini, untuk kebutuhan listriknya warga mesti menyambung di kabel induk yang jauhnya hampir tiga kilo. “Selain listrik, warga juga sangat membutuhkan program bedah rumah, rata-rata penduduk di Cangwang, kondisi rumahnya berdingding bedeg, lantainya hanya tanah, serta atapnya alang-alang,” ungkap Sutriya penuh harap.

Mendapat keluhan warga tersebut, Ketua DPRD berjanji dalam tahun anggaran 2014 nanti, pihaknya akan memperjuangkan ke pada eksekutif untuk lebih memperioritaskan penduduk yang berada di daerah-daerah terpencil seperti ini. Bahkan untuk tahun 2013 ini, Gede Dana juga memberikan dua program bedah rumah untuk banjar dinas Cangwang. “Desember ini sudah mulai program bedah rumahnya,” ujar Gede Dana.

Hingga pagi hari,  saat jarum jam menunjukan pukul 07.30 WITA, Gede Dana menongok tempat warga mencari air, baik untuk kebutuhan minum maupun mandi. Karena akan memimpin siding paripurna, Gede Dana lantas pamit setelah memakai baju lengkap sebagai anggota DPRD dari rumah warga dan langsung memimpin sidang paripurna. BA-MB