Pemkab Klungkung Gelar Parada dan Lomba Ogoh-ogoh Nyepi 1941
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sangat mengapresiasi pelaksanaan Lomba dan parade ogoh-ogoh ini. Pihaknya berharap kegiatan lomba ini dapat meningkatkan kreativitas sekaa teruna dalam hal pelestarian dan pengembangan budaya. Disamping itu kegiatan ini harus dijadikan momen untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat Klungkung.
“Perlombaan ogoh-ogoh sepat hampir tidak dilaksanakan, tetapi kami yakin bahwa masyarakat Klungkung bisa membedakan mana tahun politik dan seni ogoh-ogoh serta bisa mengambil hikmah dari penampilan ogog-ogoh,” ujar Bupati Suwirta. Bupati Suwirta juga mengimbau kepada seluruh warga untuk memaknai hari raya Nyepi dengan introspeksi diri dengan menjalankan Catur Berata Penyepian. “Semoga rangkaian Nyepi berjalan lancar, kondusif dan tercipta kedamain bagi kita semua,” harapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga I Nyoman Murdata mengatakan, setiap kecamatan mengeluarkan dua peserta lomba, dan khusus Nusa Penida, hanya satu ogoh-ogoh. Adapun kriteria lomba ogoh-ogoh yakni para peserta diwajibkan menggunakan sarana alam, dari ulatan bambu, dan dilarang menggunakan tokoh pewayangan namun lebih pada sosok Raksasa, Bisaca, Denawa dan Detya dengan ketinggan ogoh-ogoh maksimal 6 meter dan lebar sanan maksimal 4-5 meter sesuai dengan kondisi lintasan. “Kami tidak perkenankan menampilkan unsur seksual dan melarang pembuatan ogoh-ogoh yang bermuatan politik,” ujar Murdata.
Adapun peserta lomba yang mewakilinya yakni, Kecamatan Banjarangkan yang diwakilkan oleh Desa Takmung dan Desa Aan, Kecamatan Klungkung yang diwakilkan oleh Desa Akah dan Desa Kamasan, Kecamatan Dawan yang diwakilkan oleh Desa Besan dan Desa Dawan Kelod, serta Kecamatan Nusa Penida yang di wakilkan oleh Desa Pajukutan.
Sumber: Humas Pemkab Klungkung
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.