BERLIBUR sambil belajar, mungkin itu idaman orangtua untuk mengisi liburan sekolah. Di Bali, destinasi wisata edukasi kini bisa ditemui. Asyiknya, kita bisa mengenal budaya Nusantara di sini. Adalah Taman Nusa yang menyediakan destinasi wisata berbeda di Pulau Dewata.

Metrobali.com yang berkunjung ke sana menikmati betul betapa diorama yang ditampilkan. Seluruh kebudayaan Nusantara diduplikasi. Perjalanan bangsa mulai zaman batu hingga kini dihadirkan di Taman Nusa yang terletak di Jalan Taman Bali-Banjarangka, Banjar Blahpane Kelod, Desa Sidan, Kabupaten Gianyar.

Ada delapan titik yang bisa dilalui di areal seluas 15 hektar itu. Titik pertama kita akan memasuki sejarah awal Indonesia, ketika masih zaman batu. Di sini, kita bisa mengetahui bagaimana lika-liku kehidupan kala segala hal dibuat dari batu itu. Selanjutnya adalah sejarah bangsa memasuki masa zaman perunggu, lalu zaman kerajaan, hingga ke zaman Indonesia awal.

Pada titik ini, terdapat patung dan kisah Maha Patih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya. Perjalanan kemudian memasuki masa Indonesia merdeka. Terdapat hiruk pikuk ketika bangsa Indonesia baru lahir, dengan patung Soekarno-Hatta saat membacakan deklarasi kemerdekaan.

Usai itu, perjalanan memasuki Indonesia masa kini. Di titik ini ditampilkan diorama, dinamika kehidupan bangsa kita saat ini, baik sosial, ekonomi politik dan lini lainnya. Di titik terakhir kita bisa menikmati Indonesia masa depan. Kita disajikan dengan perpustakaan yang mengedepankan teknologi canggih.

Tak hanya itu, di Taman Nusa juga terdapat kampung budaya. Di kampung budaya disajikan rumah adat masing-masing daerah, beserta tari-tarian dan kesenian yang berkembang. Di rumah khas Aceh misalnya, ditampilkan Tarian Saman.

Di rumah khas Jawa Barat disajikan Tarian Jaipong.  Begitu seterusnya di setiap rumah yang disinggahi di kampung budaya ini. Puas menikmati kampung budaya, kita bisa menikmati museum kereta api dan langsung menaikinya.

Presiden Direktur Taman Nusa, Santoso senangsyah menjelaskan, meski destinasi wisata, ia sedapat mungkin menyisipkan unsur edukasi. “Unsur edukasi sangat kental di sini. Kami menampilkan panorama bangsa kita dari masa ke masa,” kata Santoso, Selasa 8 Juli 2013.

Ia menjelaskan, awal ide untuk membuat taman wisata edukasi itu adalah lantaran ia sangat menyukai budaya Nusantara. “Saya suka budaya bangsa kita tapi di sisi lain prihatin. Saya bermimpi suatu hari nanti saya memiliki sesuatu berupa pusat pelestarian budaya bangsa kita,” ucap Santoso sembari meneteskan air mata.

Akhir-akhir ini, Santoso melanjutkan ceritanya, budaya bangsa seperti tak ada artinya lagi, tak bernilai lagi. “Kami mencoba mengangkat eksistensi budaya bangsa kita. Kami mencoba membangun ini yang kami harapkan menjadi pelestarian dan riset budaya Indonesia,” jelas dia.

Ia berharap pelestarian dan pengembangan budaya bangsa dapat dilakukan di tengah penggerusan yang begitu massif. Ia berharap karyanya ini dapat dinikmati seluruh anak negeri. Namun, hal itu tergantung respon dari publik. Santoso mengatakan, ke depan, ia akan membuat festival budaya bangsa yang digelar rutin di Taman Nusa. “Kita galakkan kesadaran bangsa kita. Ini proyek idealisme saya. Kita semua tentu punya mimpi sama soal budaya bangsa kita, tapi saya beruntung selangkah lebih maju karena diberi kesempatan mewujudkan mimpi saya,” imbuh Santoso.

Sementara itu, Public Relation dan CSR Government, I Gede Panca Buana Karya menjelaskan, Taman Nusa kini memasuki tahap uji coba. Dalam waktu dekat, taman dengan pemandangan asri itu akan diluncurkan. “Saat ini kita berikan diskon setengah harga untuk masuk sebesar Rp75 ribu,” ungkapnya.

Pengunjung, kata dia, dapat mengakses secara bebas semua zona. Hanya khusus untuk theater dan restoran, kita harus mengeluarkan kocek sendiri dengan harga yang relatif terjangkau. Jadi tunggu apalagi, silakan berkunjung ke Taman Nusa. BOB-MB