Taman Hutan Kota Keputih atau Taman Harmoni menjadi salah satu tujuan wisata baru di kawasan Surabaya timur (foto Petrus Riski/VOA).

Surabaya (Metrobali.com)-

Memasuki usia ke-726 tahun pada 2019 ini, Surabaya bertekad untuk menjadi kota terdepan di Indonesia dalam segala bidang, dan menegaskan kesiapannya memasuki era industri 4.0. Dengan sederet prestasi dan capaian positif Surabaya sejak 2 periode kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sektor pendidikan tetap menjadi prioritas sebagai dasar pembangunan manusia yang siap menghadapi persaingan.

Tri Rismaharini menegaskan, diperlukan kerja keras, kemauan tinggi dan disiplin untuk meraih semua keberhasilan yang dicapai Surabaya selama ini. Menghadapi era perdagangan bebas dan Industri 4.0 saat ini, Risma mengajak generasi muda untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan global dengan optimistis.

“2020 kita akan menghadapi perdagangan bebas dunia, artinya apa, kita semua harus siap, jadi tidak boleh kita tidak siap. Tapi saya percaya, dengan kemauan, kerja keras, disiplin tanpa pantang menyerah semua itu mungkin. Pintar, bodoh itu menurut saya tidak signifikan, tapi yang signifikan adalah bekerja keras dan pantang menyerah,” kata Risma.

Tidak hanya di tingkat nasional, torehan prestasi Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini dan Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana bahkan telah mencapai tingkat dunia. Berbagai penghargaan diraih Surabaya, seperti Kota Adipura Kencana, hingga keberhasilan menurunkan suhu udara kota dengan menciptakan ratusan taman dan hutan kota, mengantarkan Surabaya meraih penghargaan internasional.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama para warga berprestasi penerima penghargaan di hari jadi Kota Surabaya ke 726 (foto Petrus Riski/VOA).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama para warga berprestasi penerima penghargaan di hari jadi Kota Surabaya ke 726 (foto Petrus Riski/VOA).

Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengatakan, persaingan menuju era perdagangan global maupun industri 4.0, hanya dapat dihadapi dengan mempersiapkan kualitas pendidikan generasi muda. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui penyediaan pendidikan berkualitas, serta pemberian beasiswa untuk pendidikan lanjutan hingga jenjang perguruan tinggi.

“Surabaya sebagai motor, sebelum secara nasional nanti akan ada kartu KIP Kuliah, tapi Surabaya sudah memotori, kita berikan beasiswa untuk kuliah bagi warga Surabaya. Itu juga menjawab tantangan bagaimana dengan industri 4.0 ke depan, bahwa Surabaya juga akan terus memacu pendidikan bagi generasi mudanya untuk terus mengikuti perkembangan teknologi yang ada di dunia ini, sehingga nanti Surabaya akan jadi percontohan secara nasional bahwa kita yang memulai dari semua pergerakan atau kemajuan teknologi,” ujar Wisnu.

Kesejahteraan warga Kota Surabaya merupakan prioritas pemerintah yang selalu ingin diwujudkan, salah satunya dengan penyediaan fasilitas layanan publik yang prima. Tri Rismaharini mengungkapkan, saat ini sedang disiapkan rencana pengadaan air bersih siap minum untuk warga Surabaya, meski investasi yang dibutuhkan sangat besar.

“Kita lagi kerjakan, PDAM lagi menyiapkan untuk air siap minum. Jadi bukan air bersih, tapi air siap minum, nanti langsung bisa diminum. Sebetulnya ini sudah siap beberapa tempat karena mahal investasinya, karena mahal makanya kita coba kaji, kita dapatkan uang dari luar. Karena kalau itu bisa siap minum, maka masyarakat akan hemat banyak sekali untuk itu (air minum),” tambah Risma.

Warga Surabaya, termasuk anak-anak, membawa botol dan gelas plastik untuk ditukarkan dengan tiket Suroboyo bus di stasiun Purbaya (REUTERS/Sigit Pamungkas).
Warga Surabaya, termasuk anak-anak, membawa botol dan gelas plastik untuk ditukarkan dengan tiket Suroboyo bus di stasiun Purbaya (REUTERS/Sigit Pamungkas).

Di bidang kesehatan dan lingkungan, Risma juga sedang mempersiapkan pembangunan tempat pengolahan limbah B3 (bahan berbahaya beracun), untuk mengelola limbah medis milik ratusan rumah sakit dan klinik yang ada di Surabaya. Rencana ini telah mendapat persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Yang mendesak ini untuk limbah B3, karena kita punya 89 rumah sakit, dan sekian klinik, totalnya ada sekitar hampir 400, yang membutuhkan penanganan limbah medisnya. Jadi limbah B3 ini sangat-sangat mendesak,” lanjutnya.

Meski banyak prestasi yang diraih Surabaya selama 10 tahun terakhir, namun penanganan persoalan kemacetan lalu lintas dan transportasi massal masih belum dapat diwujudkan oleh pemerintah kota. Tri Rismaharini mengatakan, saat ini dirinya sedang menyiapkan infrastruktur pendukung sarana transportasi massal, yang di masa depan dapat terwujud moda transportasi massal yaitu trem.

Risma menambahkan, “Untuk transportasi massal sudah saya coba ganti dengan bus, kita ganti dengan bus meskipun sebetulnya idealnya harus lebih besar tampungannya, tapi ini bus. Mungkin sambil jalan, nanti mungkin Wali Kota berikutnya bisa realisasikan trem. Kita tidak perlu MRT yang bawah tanah, karena pasti biayanya lebih besar, trem saja sudah cukup menurut saya.”

Warga Surabaya Dian Fitriani mengungkapkan rasa bangganya sebagai warga Surabaya, atas pencapaian prestasi dan kemajuan pesat yang diraih kota itu hingga kini. Baginya, Surabaya adalah tempat yang nyaman untuk ditinggali, dan memberikan banyak kemudahan serta pelayanan bagi warganya.

“Semakin banyak fasilitas publik yang dibangun, semakin ramah untuk warganya, semakin hijau, teduh, kemajuan dalam mengurus perizinan juga cepat. Kemudian banyak even-even yang melibatkan UMKM seperi Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan, kemudian pameran-pameran yang digelar Dekranasda. Saya rasa Surabaya sudah cukup enak untuk ditinggali apalagi toleransi antarpemeluk agamanya juga bagus, meskipun siang-siang gini masih bisa buka untuk warung-warung kuliner,” tukasnya. (pr/uh)

Sumber : VOA Indonesia