Foto: Tokoh masyarakat Nusa Penida, Klungkung yang juga pengusaha sukses Ketut “Leo” Wijaya (nomor 3 dari kiri) saat meninjau lokasi pembangunan PLTS di Nusa Penida.

Klungkung (Metrobali)

Ketika pemerintah daerah bersama PLN masih menggulingkan wacana dan rencana untuk mengatasi krisis listrik di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, tidak halnya dengan tokoh masyarakat Nusa Penida Ketut “Leo” Wijaya.

Pengusaha sukses yang dikenal dermawan dan siap “all out” membantu kebutuhan masyarakat Nusa Penida ini sudah melakukan aksi nyata menyediakan suplai listrik bagi warga di kawasan yang disebut “telur emas” Bali.

Bukan lewat dana APBD atau bansos melainkan dari dana pribadi dan upayanya sendiri Ketut Leo menggandeng investor dari Tiongkok untuk membangun pembangkit listrik (power plant) ramah lingkungan yakni PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).

“Ada kerja sama dengan investor dari Cina (Tiongkok). Kami sudah siapkan lahan total seluas 10 hektar untuk proyek kelistrikan ini,” ujar pengusaha asal Nusa Penida Ketut Leo, Selasa (2/7/2019).

Sesuai site plan, PLTS ini siap dibangun di Desa Batukandik, Nusa Penida dengan luas areal dua hektar (20 ribu meter persegi) untuk tahap awal. Nantinya sesuai komitmen daya listrik yang akan dihasilkan PLTS seluruhnya akan mencapai 20 MW (MegaWatt).

Listrik yang dihasilkan ini akan dikerjasamakan dengan PLN. Sehingga prosesnya bisa berjalan lancar sampai ke rumah-rumah penduduk.

Dengan demikian energi listrik yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan seluruh Nusa Penida. “Namun juga bisa ‘diekspor’ ke Klungkung daratan,” ujar suami anggota DPRD Bali terpilih dapil Klungkung dari PDI Perjuangan, Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati,S.E. ini.

Namun untuk tahap awal power plant direncanakan menghasilkan listrik sebesar 2 MW atau setara untuk memenuhi kebutuhan sekitar 5 desa.

Ketut Leo mengungkapkan, tahapan pengerjaan proyek sudah berjalan, seperti penyiapan lahan. Diprediksi pengerjaan yang dimulai tahun ini akan memakan waktu sekitar 4 bulan.

“Jadi kalau tak ada aral melintang, tahun 2020 energi listrik terbarukan itu sudah bisa dinikmati masyarakat,” tambah Ketut Leo yang juga adik dari tokoh masyarakat Nusa Penida dan anggota DPRD Klungkung terpilih dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan, I Made Satria.

Sebagaimana diketahui Nusa Penida yang terdiri dari 16 desa itu baru sebagian warganya bisa menikmati aliran listrik. Padahal daerah yang dikenal dengan sebutan “telur emas”-nya Bali ini semakin banyak dikunjungi wisatawan. Namun infrastruktur seperti listrik masih menjadi kendala.

“Karena itu kita bangun power plant ini sehingga lebih banyak warga bisa menikmati listrik,” tambah tokoh muda Nusa Penida yang dikenal dengan kedermawaannya ini seperti membantu pembangunan sumur bor hingga pembangunan pura bagi warga Nusa Penida.

Tidak hanya membangun PLTS, Ketut Leo juga memfasilitasi penguatan sinyal operator di Nusa Penida dari uang pribadinya dengan menggandeng operator Telkomsel. Untuk satu unit saja hingga menelan dana Rp 500 juta.

“Saya tidak ingin di Nusa Penida susah sinyal. Jadi penguatan sinyal operator ini semoga bisa memperlancar komunikasi warga,” ujar Ketut Leo.

Ketut Leo selama ini dikenal sebagai tokoh masyarakat yang banyak mengabdikan dirinya untuk pembangunan. Bukan saja di tanah kelahirannya Nusa Penida, Ketut Leo juga banyak membantu warga di luar Nusa Penida seperti baru-baru ini, ia menyerahkan kursi roda kepada warga yang lumpuh dan matras untuk kegiatan karate di Klungkung. (wid)