Foto: Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria di sela-sela Puncak Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya di Pura Dalem Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped, Kecamatan Nusa Penida berlangsung Selasa (9/7/2019).

Klungkung (Metrobali.com)-

Spirit kebersamaan dan gotong royong warga Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung memang patut diacungi jempol baik dalam urusan sekala maupun niskala.

Hal ini seperti yang tampak dalam Puncak Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya di Pura Dalem Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped, Kecamatan Nusa Penida berlangsung Selasa (9/7/2019) yang bertepatan dengan Rahina Anggarakasih Julungwangi.

Krama yang mencapai 96 KK atau lebih dari 300 jiwa di banjar adat ini seperti satu suara, dan satu tujuan dan satu komando menyukseskan pembangunan Pura Dalem dan Prajepati hingga prosesi upakaranya ini.

Terlebih pembangunan Pura Dalem yang hampir menelan dana Rp 1,5 miliar ini juga mendapat dukungan pendanaan penuh dari tokoh masyarakat Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped yang juga adik kakak yakni Ketut Leo Wijaya dan I Made Satria.

“Terwujudnya pembangunan Pura Dalem Sental Kangin dan Pura Prajapati ini menunjukkan kebersamaan itu tetap terjaga dengan baik,” kata Made Satria ditemui usai melakukan persembahyangan saat puncak Karya ini.

Politisi PDI Perjuangan yang juga anggota DPRD Klungkung terpilih periode 2010-2024 dari dapil Nusa Penida ini berharap keberhasilan pembangunan Pura Dalem ini akan lebih mengharmoniskan dan menyeimbangkan kehidupan sekala dan niskala warga dalam mewujudkan srada dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Semoga ini bisa mengharmoniskan dunia sekala dan niskala di Desa Sental Kangin. Krama juga bisalebih fokus dalam hal spiritual dan sembah bakti terhadap sesuhunan,” kata Made Satria lantas berharap dengan keberadaan pura yang ada sekarang ini warga bisa menjalankan persembahyangan dengan khusyuk dan nyaman.

Ia pun mengajak krama setempat bersyukur atas keberada Pura Dalem ini serta adat bisa bersama-sama menjaga dan merawatnya dengan baik sebagai perwujudan rasa bhakti terhadap sesuhunan dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

“Sebab membangun biasanya lebih mudah dari memelihara. Jadi tugas kita sekarang adalah merawat pura ini dalam spirit kebersamaan untuk anak cucu kita,” imbuhnya.

Karya Masineb 16 Juli 2019

Sementara itu puncak Karya di Pura Dalem dan Pura Prajapati ini dipuput tiga orang Sulinggih diantaranya Ida Bhagawan Sari Pura Sogata Samyoga (dari Griya Suda Santi Kunjara Kutampi) dan Ida Pandita Dukuh Saka Sentanu Segening (dari Padukuhan Segening BatuMulapan). Pada puncak karya ini juga ditampilkan Topeng Sidakarya, Wayang dan Gong Barongan.

Rangkaian Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya di Pura Dalem Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped ini telah berlangsung sejak 12 Juni 2019 lalu diawali dengan Matur Piuning, Nanceb Taring dan Maguru Piduka.

Setelah puncak Karya pada Selasa ini dilanjutkan dengan menghaturkan Penganyar pada tanggal  10 dan 11 Juli 2019. Lalu dilanjutkan dengan Makebat Daun/Ngremekin/Ngebet/Nangun Ayu pada 12 Juli 2019. Lalu Karya masineb pada Selasa 16 Juli  2019 yang akan dipuput Ida Pandita Rai Agung Dwi Jaksara dari Griya Kutampi Kaler.

Tampak hadir tokoh masyarakat Nusa Penida yang juga warga Banjar Adat Sental Kangin I Ketut Leo Wijaya yang juga penasehat Karya bersama istri Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati yang juga Anggota DPRD Bali terpilih dapil Klungkung,  I Made Satria yang juga Koordinator Karya dan juga merupakan Anggota DPRD Klungkung terpilih dapil Nusa Penida, bersama tokoh masyarakat setempat dan panitia Karya.

Warga Apresiasi Sumbangsih Ketut Leo dan Made Satria

Ketua Panitia Karya I Kadek Pernata mengungkapkan bangunan Pura Dalem dan Prajapati ini merupakan sumbangsih  tokoh masyarakat Nusa Penida yang juga warga Banjar Adat Sental Kangin I Ketut Leo Wijaya bersama kakaknya I Made Satria dari dana pribadi mereka.

Total dana yang dihabiskan untuk pembangunan pura ini sejak awal hingga selesai berdiri megah seperti sekarang ini mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar. Bangunan Pura Dalem ini  juga yang tergolong megah dan indah dengan penyengker, candi dan palinggih dari batu putih.

“Bangunan ini sumbangsih Pak Ketut Leo bersama Pak Made Satria. Dibangun dari tahun 2017 sampai selesai menghabiskan total dana Rp 1,5 miliar lebih. Bangunan semua baru, sekitar 10 bangunan termasuk Prajepati,” ungkap Pernata didampingi Penasehat Karya I Ketut Sukla, Sekretaris Panitia I Gede Arianta dan Bendahara I Kadek Mulyawan.

Kondisi sebelumnya banyak bangunan lama dan juga rusak di areal Pura Dalem dan Prajepati ini. Ketut Leo bersama Made Satria pun tergerak untuk memperbaiki pura ini dari dana pribadinya, tanpa menunggu adanya bantuan bansos dari pemerintah daerah.

Berdiri di atas lahan seluas sekitar 20 are, Pura Dalem ini juga merupakan simbol spirit kebersamaan warga bersama tokoh masyarakat setempat yakni Ketut Leo dan Made Satria untuk berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Awalnya Ketut Leo juga ingin total membiayai sendiri pembangunan Pura Dalem Banjar Adat Sental ini hingga prosesi upacaranya. Namun warga meminta untuk ikut bersumbangsih membiayai Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya ini.

“Ini agar ada sumbangsih warga ikut memiliki dan ada rasa kebersamaan kami,” imbuh Pernata yang juga Kelian Banjar Adat Sental Kangin, Desa Adat Ped ini lantas menerangkan di banjar adat ini kramanya mencapai 96 KK atau kurang lebih 300 jiwa.

Dengan keberadaan Pura Dalem yang sudah dibangun ulang dan setelah melalui rangakain upara Ngenteg Linggih ini diharapkan warga bisa mendapatkan kenyamanan dalam beribadah, lebih damai, serta ada rasa bangga dalam kebersamaan dan meningkatkan rasa pasemetonan atau persaudaraan.

“Kami mengucapkan terima kasih pada Pak Ketut Leo dan Pak Made Satria sekeluarga atas sumbangsih beliau dalam pembangunan pura ini. Perhatian dan jiwa sosial beliau untuk meringankan beban warga kami sangat luar biasa besar,” ujar Pernata yang juga Guru SMAN Satu Atap Desa Klumpu ini. (wid)