BBM

Jakarta (Metrobali.com)-

Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai penurunan harga bahan bakar minyak tidak adil karena hanya bisa langsung dirasakan oleh pemilik kendaraan pribadi.

“Kami menilai penurunan harga BBM ini hanya dinikmati oleh kelompok menengah ke atas,” katanya, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (16/1).

Menurut Tulus, ketika harga BBM turun, yang menikmati hanya pemilik kendaraan pribadi.

Sementara masyarakat pengguna angkutan umum tidak merasakan dampak penurunan harga BBM, karena tarif angkutan tidak ikut turun.

“Selain itu, harga kebutuhan pokok yang dinikmati kelompok menengah ke bawah juga tidak turun, sehingga mereka tidak merasakan dampak penurunan harga BBM,” ujarnya.

Tulus menilai satu-satunya cara agar penurunan harga BBM yang baru diumumkan Jumat (16/1) ini adalah dengan ikut menurunkan harga barang kebutuhan pokok yang kena dampak harga sebelumnya.

Pasalnya, penetapan harga BBM yang sebelumnya lebih tinggi telah mengerek harga kebutuhan pokok lainnya.

“Ini memang masih tahap awal di mana masyarakat belum terbiasa, tetapi perlu diatur bagaimana agar ada formula yang adil untuk semua kalangan,” ucapnya.

Presiden Joko Widodo di halaman Istana Negara Jakarta, Jumat, mengumumkan penurunan harga BBM jenis premium dan solar yang berlaku mulai Senin (19/1) pukul 00.00 WIB.

Harga premium turun dari Rp7.600 menjadi Rp6.600 per liter, sementara solar dari Rp7.250 menjadi Rp6.400 per liter.

Tak hanya premium dan solar, pemerintah juga mengumumkan penurunan harga elpiji kemasan tabung 12 kg dari sebelumnya Rp134.700 menjadi Rp129.000 per tabung atau turun Rp5.400 per tabung (Rp475 per kg).

Lalu, harga semen produksi PT Semen Indonesia Tbk juga mengalami penurunan Rp3.000 per sak.  AN-MB