Beijing, (Metrobali.com) –

Warga Tiongkok kini makin banyak berobat ke luar negeri, kata Wu Qingzhen warga Shanghai seperti dikutip media setempat, Senin.

Ia mengatakan sejak menjalani pengobatan di Amerika Serikat, dirinya merasa lebih baik dan dapat tidur dengan nyenyak.

Ia mengungkapkan dirinya divonis menderita kanker paru-paru stadium tiga pada dua tahun silam. Sejak itu, dia menjalani berbagai pengobatan terbaik di Tiongkok termasuk kemoterapi dan radioterapi.

“Namun, selama pengobatannya efek yang diakibatkan justru membuat kondisi saya semakin buruk. Dan akhirnya saya mencoba untuk berobat ke luar negeri, di rumah sakit umum Massachsetts, Amerika Serikat,” ujar Wu yang didampingi suaminya Zhang Hui.

Sejak berobat pada Februari 2013, Wu mengaku kondisinya semakin baik dan simptom kanker yang dideritanya dapat semakin dikontrol. “Saat berada di Shanghai untuk menengok rumah sebelum menjalani pengobatan lanjutan. Nafsu makan saya juga mulai membaik, sayur dan ikan banyak saya makan,” tuturnya.

Pengobatan yang dijalaninya memang tidak murah, rata-rata biaya yang dikekuarkan selama tiga hingga enam bulan pertama sekitar 100 hingga 150 ribu dolar AS.

Ia tak menjelaskan sudah berapa banyak warga Tiongkok berobat ke luar negeri.

Pengalaman serupa juga dialami Yin Zhiliang. Ketika adiknya yang menderita kelainan pada darahnya, dan tidak bisa ditangani pengobatan di dalam negeri, akhirnya memutuskan untuk berobat ke AS.

“Saya sama sekali tidak tahu sistem pengobatan di sana, tetapi karena ingin menyembuhkan adik, saya coba mencari di internet informasi tentang rumah sakit dan dokter terbaik di sana untuk penyembuhan adik saya,” ujarnya.

Manajer Beijing Saint Lucia Consulting PTY Ltd., James Cai mengatakan tidak aturan yang melarang masyarakat untuk berobat ke luar negeri. Namun, meski pengobatan di luar negeri menawarkan berbagai metode pengobatan dan harapan yang lebih baik, masyarakat harus tetap berhati-hati.

“Tidak ada yang bisa menjamin, hasil pengobatan dari beragam tawaran yang diberikan oleh pengobatan di dalam maupun luar negeri, jaid masyarakat harus tetap berhati-hati,” katanya.

(Ant) –